Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hangatnya Pelukan Malam

22 April 2018   00:11 Diperbarui: 22 April 2018   03:32 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarpun di sini tiada Kahlil Gibran
Kehangatan tetap berkibaran
Malam paham bagaimana memberi pelukan

Jahe dan kopi sekadar lagu oplosan
Sate usus dan kikil hanya penari sorak
Aku dan kamu bersila memeluk meja
Menghapus senjang senyap bangkai almanak
Terlarung di Selat Makassar Laut Jawa
Selat Sunda Selat Bangka

Mungkin beginilah aku dan kamu
Menata ulang surat kabar usang
Kisah-kisah belum sempat ditayangkan
Bermalam suntuk bersubuh khusyuk
Di bawah gedung berlantai empat

Aku dan kamu membuat janji lagi
Menghangatkan malam dalam pelukan
Berkibar kembali apa yang memang sejatinya

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 21 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun