Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kupu-kupu Memburu Kipas Angin

4 April 2018   23:30 Diperbarui: 5 April 2018   00:28 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

apa yang tiba-tiba hinggap
di kepalamu, duhai kupu-kupu
apa yang tiba-tiba mengisap ubunmu

kipas angin memutar senduk es teh
matahari lumer dalam gelas berembun
apalah seputar goda dibanding bunga

kupu-kupu, oh, kupu-kupu
kipas angin bukanlah bunga
tidak ada sari madu
baling plastik bukan kelopak bunga
harumnya tipuan parfum belaka

bunga bukanlah kipas angin
kelopak bunga tidak perlu berputar
angin selalu mengelus tangkai daun kelopak

mengapa kamu nekat, duhai kupu-kupu
sudah punahkah bunga-bunga
sudah patahkah antenamu

kupu-kupu, oh, kupu-kupu
apa yang tiba-tiba menyesatkan sayapmu
berputar meniru kipas angin itu
apakah kumbang lebah menyebabmu jengah
apakah kumbang lebah merampas sari madumu

kupu-kupu, oh, kupu-kupu
apakah kamu tengah dirundung limbung

kupu-kupu, oh, kupu-kupu
apa yang tiba-tiba hinggap di kepalamu
sampai mengisap ubun-ubunmu

menjauhlah, duhai kupu-kupu
daripada telanjur kipas angin memangkas
sayap-sayapmu sebelum bunga-bunga layu

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 4 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun