Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

5 Tahun Berkarya di Kompasiana

20 Februari 2018   21:44 Diperbarui: 21 Februari 2018   19:56 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa, 5 tahun, tepatnya 05 Maret nanti, waktu yang saya lewati dengan berkarya di Kompasiana. Bukan "berkarya" dalam arti "bekerja", melainkan "memajang karya" (aktualisasi dan presentasi karya). 5 tahun itu saya hitung sejak akun pertama, Agustinus Wahyono, pada 05 Maret 2013, walaupun berganti dengan Gus Noy pada 09 Januari 2017.

Tidak ada perayaan (selebrasi; celebration) seperti sering dilakukan oleh sebagian kalangan, misalnya balon, lilin, kue tart, dan sekitarnya karena saya memang bukanlah seorang selebritis (pesohor). Saya justru menyibukkan diri dengan mendokumentasikan alias mengabadikan karya-karya (artikel-artikel) saya, khususnya yang dipilih oleh editor Kompasiana dan disematkan kategori "Artikel Utama" (Headline).

Ya, selama hampir 5 tahun saya masih berusaha untuk mengirimkan (memajang) artikel di Kompasiana, termasuk artikel sepele ini. Sejak semula (bergabung) saya tidak pernah memikirkan, apakah artikel yang nanti akan mendapat apa. Jika kemudian di antara ratusan artikel saya terdapat segelintir yang dipilih bahkan masuk kategori "artikel utama", ya, puji Tuhan dong. Sebab, terus terang, saya sama sekali tidak mengenal siapa editornya, minimal berjumpa langsung atau sekadar melihat wujud nyata di depan mata saya. Artinya, pemilihan artikel (karya) sama sekali murni terhadap artikel itu sendiri.

Meski kualitas artikel terhitung kalah dibandingkan dengan kuantitas (tidak sampai 10%) jika hanya terkait "artikel utama" dan "tidak dibaca" (kategori saya sendiri), toh jumlah yang "utama" sudah mampu memenuhi kuota halaman calon buku saya sendiri. Saya masih beranggapan bahwa buku (kertas) lebih nyaman untuk dibaca, mudah dibawa, aman dibawa (anti-maling), bahkan bisa lebih abadi, kecuali digerogoti kutu buku, rayap, atau bencana alam (banjir).   

Nah, terkait segelintir berpredikat "artikel utama", melalui akun pertama saya terdapat 13 artikel yang masuk kategori "Artikel Utama" (Headline), yang dimulai pada 2015. Angka "13" ini saya dapat dari artikel-artikel yang masih tersimpan di Kompasiana. Ke-13 artikel itu terdiri dari esai/opini (11 artikel), dan puisi (2 artikel). 11 artikel esai berada di Rubrik Politik (1 artikel), Sosial Budaya (3 artikel), Senggang (1 artikel), Humaniora (3 artikel), Media (1 artikel), Ekonomi (1 artikel), dan Wisata (1 artikel).

Sementara melalui akun kedua saya terdapat 17 artikel. Ke-17 artikel itu terdiri dari esai/opini, puisi, dan cerpen. Khusus esai, terdapat 11 artikel yang berada di Rubrik Politik (1 artikel), Humaniora (5 artikel), Media (2 artikel), Wisata (2 artikel), dan Regional (1 artikel).

Untuk tergabung dengan calon buku saya nanti--bocoran judulnya Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia dari artikel juara 17-an 2017--saya hanya memilih artikel esai/opini. Sisanya, yaitu puisi dan cerpen, saya gabungkan dalam buku kumpulan lainnya yang sesuai dengan genre-nya masing-masing. Berarti total artikel esai yang masuk kategori "artikel utama" adalah 22 artikel.

Akan tetapi, tidaklah ke-22 artikel itu akan saya gabungkan dalam satu buku, melainkan 18 saja. Sebab, sisanya (4 artikel) sudah tergabung dalam buku sebelumnya, yaitu 2 artikel dalam buku Siapa Mengontrol Siapa (2016), dan 2 artikel dalam buku Belajar Peta Indonesia (2016). Jadi, ditambah dengan artikel 17-an itu, totalnya menjadi 19 artikel untuk calon buku saya.

Ya, beginilah cara saya merayakan 5 tahun berkarya di Kompasiana, yaitu mengabadikannya dalam sebuah buku. Tentu saja saya merayakannya dengan kesuntukan yang aduhai sekali melalui pengumpulan artikel, penyusunan, penataan isi, perancangan sampul, dan seterusnya, selama lebih tiga hari hingga siap saya kirim ke percetakan. Selain Perpustakaan Nasional R.I.--berkaitan dengan ISBN (International Serial Book Number), percetakan merupakan mitra kerja sama usaha penerbitan buku saya yang tidak melibatkan ahli bahasa dan ahli gambar (desain).

Semoga saya tabah menjalani semua kegemaran (hobi) ini. Entahlah bagaimana cara rekan Kompasianer merayakan tahun tertentu bersama Kompasiana.

 

*******

Panggung Renung -- Balikpapan, 20 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun