Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemomos Saja

28 Desember 2017   13:56 Diperbarui: 28 Desember 2017   14:02 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin setiap ia menjenguk kontrakan
Kemomos diselipkan di bibir keroposnya
Telinga penghuni bersiap menampung puing korosi
Sejak di halaman kemomos demi kemomos rontok
Di dinding lantai meja kursi piring gelas senduk

Ia rajin melontarkan kemomos
Seperti erupsi gunung tua usai bunting lama
Antara melepas dan menahan magma
Meleleh lahar di sela-sela bibir keroposnya

Mungkin penghuni sebaiknya memasang kamera
Di pojok-pojok halaman depan hingga belakang
Tidak hanya gambar tetapi juga suara letupan
Sejak gerbang diterjangnya dengan kemomos
Tanah lantai dinding plafon hanya ada kemomos

Mungkin juga penghuni sebaiknya mengontrak kata-kata
Menangkis cecar cerca kemomos dengan senyum salto
Dengan akrobatik dialektika paling polos dan boros
Hanya dipakai ketika ia menjenguk dengan kemomosnya
Seperti buah nangka dan pisang menyumpal bibirnya

*******
Kelapa Lima, Kupang, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun