: Sebuah Catatan yang Tercecer
Sampai 20 Desember 2017 pkl. 22.00 atau saat bubarnya hajatan NTT Expo 2017 bertajuk "NTT Investment and Development Expo 2017", berslogan "Merebut Peluang di Era Percepatan", dan bertema "Ekspose Hasil-Hasil Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera" di Aula Utama El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ada sedikit catatan penting yang tersisa. Catatan itu berkaitan dengan ketidakhadiran kalangan berkompeten yang, seyogyanya, hadir.
"Seyogyanya hadir", apa maksudnya?
Maksudnya begini. Dalam hajatan atas kerjasama antara Dinas Badan Perencana Pembangungan Daerah (Bappeda) NTT dan Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) selama 3 hari (18-20 Desember) itu fokus utamanya berada pada seminar, presentasi, dan perbincangan terbuka (talk show), dan fokus sampingan berupa pameran dan pentas seni-budaya.
"Dalam seminar, presentasi, dan talk show kali ini kita diajak untuk fokus pada persoalan-persoalan mendasar yang sedang dihadapi oleh warga yang berdiam di Provinsi NTT. Bagaimana melanjutkan NTT? Inilah pertanyaan yang kita ajukan bersama-sama, dan coba kita jawab bersama-sama. Inilah saatnya NTT bergerak!" ujar Ketua Panitia NTT Expo 2017 Dominggus Elcid Li, Ph.D., dari IRGSC pada saat sambutan pembukaan acara NTT Expo 2017.
Seminar
"Dalam seminar ini kita mencoba membuka beberapa agenda modernitas. Kita mencoba melihat bagaimana strategi NTT untuk bisa bersaing dalam era kapitalisme finansial. Kita mencoba membuka ruang-ruang investasi, di saat yang sama kita belajar bagaimana agar kedaulatan warga tetap ada, karena sejarah negara maupun pasar jauh lebih singkat dari sejarah manusia yang ada di NTT," kata Dominggus Elcid Li.
Maka, tidak heran, diadakanlah 4 seminar dalam hajatan itu. Setiap seminar membahas tema-tema aktual terkait pencapaian serta peluang investasi dan pembangunan di provinsi yang memiliki lebih dari 550 pulau atau luas wilayah daratan sebesar 47.349,90 km2 atau 2,49% luas Indonesia, dan luas wilayah perairan 200.000 km2 di luar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) ini.
Sementara para pemateri dalam setiap seminar berasal dari tingkat regional dan nasional yang sudah kaliber di bidangnya. Masing-masing pemateri membahas pencapaian selama lima tahun terakhir serta meneropong rencana-rencana berkelanjutan untuk masa depan NTT.