Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merias Kata

8 November 2017   05:45 Diperbarui: 8 November 2017   06:11 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidaklah semua kata tersampai langsung tergapai
Seperti bangun tidur menjumpa tamu lewat jendela
Berjabatan sesama purba sepelukan udara
Menjamu kata-kata berliur tiada berkumur

Aku perlu membasuh muka menyikat gigi
Mematut-matut di depan cermin seolah kau melihat

Tunggulah sebentar di depan pintu

Tidaklah leleran liur tersumpal di telinga
Melulur mata sang tamu meluntur rambu bertutur
Seperti musafir terjebak di gurun penuh fatamorgana
Bersungai pasir bertelaga kerikil bertaman kalajengking
Kau bisa segera berbalik tanpa sudi kembali
Berdengung lebah-lebah siapkan sengat

Tidak pula pergi ke salon kukenakan Rendra
Lupakan saja kredo Sutardji mengingkar diri
Luputkan seloroh Jokpin kotbah Mario
Sekadar pupur tipis dan gincu semu menghadap cermin

Tunggulah sebentar di depan pintu
Kuselesaikan dulu celak kata-kata

*******
 Kelapa Lima, Kupang, 8-11-2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun