Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petak Peta Petaka

22 Oktober 2017   21:14 Diperbarui: 22 Oktober 2017   21:40 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak tanah-tanah ditera pada peta
Tuan-tuan menerka-nerka setiap lekukan
Sebab tanah-tanah menyimpan segala rahasia

Rahasia bukan hanya sepucuk tunas
Mengirup udara untuk bisa menyapa mata

Rahasia bukan hanya selapis warna
Membuat beda untuk melambai-lambai

Rahasia bukan hanya selintas aroma
Mengembus atau menyerbak untuk menjamu hidung

Rahasia bukan hanya selirih suara
Membisiki irama merdu untuk merayu-rayu

Rahasia bukan hanya seusap sepoi
Mengelus-elus untuk membelai-belai

Rahasia bukan hanya sekadar cuma saja
Sebab tanah-tanah telah mengemban segala titah

Tuan-tuan pun tidak lagi membedah
Dengan sepisau mata sebelati hidung sebilah telinga
Tetapi segala rahasia yang tersembunyi dalam rahim
Tiada auratnya luput untuk dijamah didedah dijarah

Sejak tanah-tanah ditera pada peta
Segala rahasia rahim telah menguar menyeruak
Tiada bisa bersembunyi dari titik terka

Maka tuan-tuan giat menujah-nujah setiap lekukan
Setiap rahasia bermukim dalam rahim-rahim
Berdansa tuan-tuan puan-puan dalam pesta-pesta
Bergesekanlah mesin-mesin tuan-tuan puan-puan
Berapi-api pada persinggungan

Maka tuan-tuan memecah peta
Pecahannya menjadi petak-petak
Tuan-tuan berdiri di setiap bagiannya
Sebab tiada rahasia yang luput dari selaput mata
Petak-petak telah terjerumus dalam petaka-petaka


*******
Kelapa Lima, Kupang, 22 Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun