Sejak tanah-tanah ditera pada peta
Tuan-tuan menerka-nerka setiap lekukan
Sebab tanah-tanah menyimpan segala rahasia
Rahasia bukan hanya sepucuk tunas
Mengirup udara untuk bisa menyapa mata
Rahasia bukan hanya selapis warna
Membuat beda untuk melambai-lambai
Rahasia bukan hanya selintas aroma
Mengembus atau menyerbak untuk menjamu hidung
Rahasia bukan hanya selirih suara
Membisiki irama merdu untuk merayu-rayu
Rahasia bukan hanya seusap sepoi
Mengelus-elus untuk membelai-belai
Rahasia bukan hanya sekadar cuma saja
Sebab tanah-tanah telah mengemban segala titah
Tuan-tuan pun tidak lagi membedah
Dengan sepisau mata sebelati hidung sebilah telinga
Tetapi segala rahasia yang tersembunyi dalam rahim
Tiada auratnya luput untuk dijamah didedah dijarah
Sejak tanah-tanah ditera pada peta
Segala rahasia rahim telah menguar menyeruak
Tiada bisa bersembunyi dari titik terka
Maka tuan-tuan giat menujah-nujah setiap lekukan
Setiap rahasia bermukim dalam rahim-rahim
Berdansa tuan-tuan puan-puan dalam pesta-pesta
Bergesekanlah mesin-mesin tuan-tuan puan-puan
Berapi-api pada persinggungan
Maka tuan-tuan memecah peta
Pecahannya menjadi petak-petak
Tuan-tuan berdiri di setiap bagiannya
Sebab tiada rahasia yang luput dari selaput mata
Petak-petak telah terjerumus dalam petaka-petaka
*******
Kelapa Lima, Kupang, 22 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H