Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melipat Sepuluh Abad dalam Satu Malam

21 Juli 2017   05:33 Diperbarui: 21 Juli 2017   06:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

melipat malam -- seperempat abad keheningan
membentang subuh -- sepuluh abad kehilangan

-- jendela bungkam sebelum mata menyapa --

menujum tetes embun -- dedaun kering jadi tanah
menerka warna awan -- kulit batang akasia telah entah

-- udara menarik selimut tetapi air mendidih --

waktu tercemplung dalam gelas
ada angka memantul sinar lampu
menguak pelupuk mata

--- - -- - --- -- - - -- --- --- - - -

seperti merunut dan memungut
setiap rambut -- tidak lain disebut
yang jatuh dari seberang laut
hendak dirajut -- tiada helai luput
bersama yang sedang mengelak kerut

sebentang subuh semburat remang biru
seperempat abad keheningan terusir deru roda
tunas pagi membawa kabar dari unggas-unggas
melepas seribu tahun kehilangan tanpa makna-makna bias

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun