Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menerbitkan Buku Sendiri Tanpa Penerbit dan ISBN, Bisakah?

26 Juni 2017   04:28 Diperbarui: 27 Juni 2017   02:35 22544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: blog.bookbaby.com

Tidak perlu juga ISBN? Kalau sekadar untuk membukukan karya sendiri, boleh saja tanpa ISBN. Bisa begitu, ya? Iya, bisa. Toh yang terpenting naskah bisa dibukukan dengan biaya sendiri yang sudah disepakati dengan pihak percetakan.

Tanpa ISBN berarti buku yang diterbitkan tidak tercatat pada katalog Perpustakaan Nasional. Bagi penulis atau pencipta karya yang tidak peduli dengan arsip bukunya dalam katalog resmi Perpustakaan Nasional, tanpa ISBN pun buku bisa tercetak dan terbit.

Kisaran Biaya Cetak untuk Satu Judul Buku
Dengan modal sekitar Rp 700.000 untuk wilayah di luar Jawa (terkait dengan ongkos kirim), buku sendiri bisa tercetak-terbit dengan jumlah 20 eksemplar. Mengenai harga, bisa langsung dicari melalui mesin pencari internet mengenai itu, termasuk alamat percetakannya. Dan, ya, wajar, semakin sedikit, biaya cetak semakin mahal.

Seseorang yang biasa menulis pasti memiliki naskah yang siap dibukukan. Mengenai berapa halaman atau tebal-tipis untuk sebuah buku, bisa diperkirakan sendiri berdasarkan ukuran buku. Kemudian naskah yang sudah ada tersebut diolah sendiri dengan penataan sendiri. Yang jelas, sampul dan isi sudah dipersiapkan dalam format JPG dan PDF.

Dengan kesiapan naskah sekaligus modal yang sekitar Rp 700.000, apakah sulit bagi seseorang yang masih lajang, dan bergaji bulanan sekitar Rp 3.000.000? Tentu tidak, ‘kan, kalau sudah diperhitungkan secara saksama untuk kurun waktu tertentu, misalnya menabung Rp 200.000, atau Rp100.000per bulan?

Siapa Pun Bisa Mewujudkannya
Apa yang disampaikan oleh Irwan Bajang dan Ricardhus Benny Pradipta tentang menerbitkan buku tanpa penerbit dan ISBN bukanlah suatu khayalan yang terlalu muluk. Siapa pun, khususnya yang sudah menyiapkan naskah dan modal, bisa mewujudkannya.

Naskah dan biaya. Dua hal saja yang paling penting agar siapa pun bisa menerbitkan bukunya sendiri tanpa perlu repot memikirkan bagaimana mutu buku, siapa peminatnya, dan seberapa laris menjual buku. Kalau sekadar menerbitkan buku tanpa penerbit dan ISBN, ya, memang begitu mudah mewujudkannya.

Dan, kalau bisa mudah, mengapa harus dipersulit? Bukankah tujuannya cuma membuat buku sendiri, dengan embel-embel mengabadikan karya sendiri, dan, mungkin, sebagian untuk dijadikan sumbangan ke perpustakaan umum, sekolah-kampus, atau suvenir suatu hajatan?

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun