Mohon tunggu...
Gusni Herifa
Gusni Herifa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Sastra Indonesia,Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tradisi Batobo di Nagari Sijunjung

5 Maret 2021   22:42 Diperbarui: 5 Maret 2021   22:45 3087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Minangkabau dikenal dengan budaya gotong-royong masyarakatnya yang begitu kuat.Begitu pula yang terdapat di Nagari Sijunjung,Provinsi Sumatra Barat.Yang dikenal dengan istilah Batobo.Tradisi batobo diartikan sebagai berkumpul,bermusyawarah untuk mencari solusi permasalahan,bergotong-royong bersama,serta menikmati hasil secara bersama-sama.Tradisi ini memegang erat prinsip saling tolong-menolong dalam menyelesaikan pekerjaan.

Mata pencarian utama masyarakat Nagari Sijunjung adalah sebagai petani,maka tradisi batobo dianggap sebagai solusi paling efektif untuk meringankan pekerjaan tanpa biaya yang besar.Hal-hal yang dilakukan dalam tradisi ini yaitu membuka lahan,menanam padi,panen padi,berladang,hingga mendirikan rumah.

Tradisi ini sudah turun temurun sejak dahulu.Karena masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani.Hingga kini,tradisi tersebut masih dipertahankan dan tetap dilaksanakan.Dalam pelaksanaanya,batobo juga mempunyai struktur kepengurusannya,yang terdiri dari ninik mamak,ketua,tuo tobo,juru tulis,bendahara,serta anggota dan pembuat jadwal pelaksanaan.

Proses batobo ini dilakukan secara begiliran, gilirannya ini diatur oleh niniak mamak dan ketua serta kemufakatan bersama.Misalnya dalam memanen padi,para anggota batobo menuju sawah yang akan dipanen sembari membawa peralatan yang dibutuhkan serta perbekalan.Disana pekerjaan dilakukan secara beramai-ramai.Dengan demikian,pekerjaan sawah cepat selesai dan besoknya bisa bergilir kesawah anggota yang lainnya.

Batobo bagi masyarakat Sijunjung tidak hanya sebagai ikatan bergotong-royong,namun juga sebagai tempat menjalin silaturrahmi,bersosialisasi,membangun keakraban,serta menjaga kekompakan di dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun