Selain terlibat dugaan kasus suap Pemilu Kada, penemuan narkoba di laci kerja Ketua MK non-aktif, AM membuat masyarakat kaget. Kalau tidak ada yang membawa mustahil narkoba itu bisa begitu saja ada didalam laci. Jika terbukti sebagai pengguna Ketua MK non-aktif akan dipenjara selama 4 tahun atau mengikuti rehabilitasi. BNN yang menangani kasus ini belum berani memastikan AM ini pengguna atau bukan karena belum ada bukti.
Berkaca pada kejadian ini, hendaknya para pemimpin kita tidak ada lagi yang terkait dengan kasus narkoba maupun kasus-kasus lain yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Karena hal ini akan memperburuk keadaan masyarakat Indonesia yang sudah kacau seperti sekarang ini. Seorang pemimpin bisa jatuh karena 3 hal, yaitu harta, kekuasaan dan wanita. Ketiga hal ini memang anugerah hidup di dunia, tapi kalau tidak berhati-hati bisa jadi malapetaka bagi seorang pemimpin.
Pemerintah harus bersih dan bisa menjadi contoh yang baik bagi rakyatnya. Kejadian yang menimpa Ketua MK non-aktif ini hendaknya bisa jadi cermin pemimpin negara kita agar tidak melakukan hal yang sama dan sebagai pembelajaran yang baik agar lebih berhati-hati dalam mempergunakan kekuasaannya. Kita sebagai masyarakat Indonesia sangat mengharapkan pemimpin-pemimpin bangsa ini bersih dari kasus-kasus yang mencakup harta, kekuasaan dan wanita. Jangan sampai jatuh karena 3 hal tersebut.
Usaha pemimpin untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat harus kita sambut baik. Karena biar bagaimanapun pemerintah tetaplah manusia biasa sama seperti kita yang bisa melakukan kesalahan. Hal terpenting yang harus kita lihat adalah usaha untuk memperbaiki diri. Dan pemerintah kita sudah melakukan segala upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, jadi kita sebagai masyarakat harus bisa terbuka dengan hal itu. Tidak terus menerus menghujat dan mencemooh tapi mendukung pemerintah yang tengah berusaha membangun kembali citranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H