Kehidupan ekonomi dunia sekarang ini sedang dilanda krisis. China, Yunani dan sebagian Eropa semua tak terlepas dari krisis. Mirip kejadian di tahun 1998 di Indonesia sekarang ini juga bisa dikatakan terimbas efek krisis ini. Rupiah melemah hingga Rp 14000.00 terhadap dollar Amerika. Semua pengusaha panik bahkan ada yang sebagian menghujat para penentu kebijakan di bidang ekonomi karena dianggap tidak becus.
Melihat gejala krisis keuangan/moneter yang menggoyahkan sebagaian raksasa ekonomi dunia tentunya kita sebagai rakyat kecil hanya merasakan begitu cepatnya uang kita habis. Uang seperti tak bernilai dibelanjakan terutama barang barang impor yang harganya melonjak tinggi.
Menghadapi situasi ini tentunya secara logika sederhana kita harus bisa menebak sebenarnya yang terkena dampak dari krisi moneter ini adalah golongan menengah ke atas yang sehari hari bertransaksi secara global dan virtual. Bagi sebagaian rakyak kecil yang kebutuhan sehari harinya ada di depan mata bila harus membelinya atau cukup di pasar tradisional mereka tetap santai menghadapi krisis ini. Beras dan lauk pauk bergizi cukup melimpah di negara kita Ikan, tempe, tahu, sayur dan aneka kebutuhan pokok lainnya adalah konsumsi MURAH yang dapat kita dapatkan di sekitar kita.
Hanyalah barang mewah dan biasanya yang tidak pokok atau sekedar menuruti nafsu konsumtif saja yang berharga mahal. Secara tidak langsung mereka telah terjebak dalam sistim moneter yang rakus. Bila kita ingin santai di tengah krisis dan hidup tenang di tengah krisis redamlah jiwa konsumtif Anda dan jangan berteriak menyalahkan pemimpin jika minuman anda impor, mobil Anda mewah, jalan satu km pakai mobil tidak mau jalan kaki, dan Gadget Anda tiap bulan ganti. Mau?
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â