Mohon tunggu...
gus kajung
gus kajung Mohon Tunggu... -

saya hanya rakyat biasa yg bercita cita menjadi jendral, ternyata menjadi hansip pun aq tidak sanggup.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Seribu Senyuman

2 Maret 2010   18:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau saat musim Pilkada dan Pemilu kita jalan jalan ke kota seluruh negeri ini, senang sekali rasanya, hampir pada setiap sudut kota kita akan melihat banyak poster besar dengan wajah orang yg sedang tersenyum. Wah... suatu pemandangan yg indah, orang orang dengan pakaian rapi dari mulai jas sampai baju koko, dari mulai yg berkupiah hitam sampai yg memakai blangkon bahkan ada yg memakai sorban layaknya seorang kiai atau guru agama. Semua tersenyum. Melihat ini kita pasti merasa bangga, ternyata bangsa ini sangat ramah dan penuh dengan senyuman.

Setiap ada event2 tertentu pasti poster2 seperti itu bermunculan. Sudah lama rakyat bangsa ini tidak ada yg memperhatikan, tapi sekarang rakyat tidak usah merasa minder lagi, karena bapak2 yg ada di poster itu sangat memperhatikan rakyat. Kalau hari raya maka tema pada poster itu tentu akan mengucapkan selamat hari raya kepada rakyat yg lewat dan membaca poster itu.Bahkan kalau ada gunung meletus pun maka tema pada poster itu adalah ucapan keprihatinan dari si bapak yg fotonya ada pada poster itu. Cuma sampai sekarang saya perhatikan belum ada tema pada poster itu tentang pembagian uang kepada masyarakat yg tidak punya pekerjaan, misal nya bapak A akan membagikan uang setiap tanggal 1 kepada orang yg tidak punya pekerjaan. Atau mungkin si pembuat poster sudah menganggap rakyat akan senang dan kenyang dengan sendirinya kalau sering2 melihat poster2 itu. Mungkin juga bapak itu kurang mengetahui kalau rakyat sudah kekenyangan pasti akan menimbulkan rasa mual atau mau muntah melihat gambar bapak bapak itu.

Kalau sudah mendekati hari pencontrengan maka poster seperti itu akan tambah banyak, jalanan kota akan semarak dengan poster baliho lengkap dengan foto orang yg sedang tersenyum. Menurut pakar komunikasi yg sering muncul di tivi, ini adalah salah satu cara untuk memperkenalkan diri kepada rakyat, walau pun selama ini sang tokoh yg ada diposter itu tidak pernah dikenal rakyat, diharapkan dengan membuat poster dan baliho se banyak banyaknya maka rakyat akan kenal. Mungkin juga menurut mereka rakyat kita masih pada bodoh, jadi rakyat kita pasti akan tertarik dengan foto orang yg berpakaian rapi atau pakai sorban. Rakyat pasti akan menyangka bahwa mereka adalah orang baik baik dan kaya karena fotonya berpakaian bagus dan rapi. Tapi kadang2 rakyat juga tau ada tokoh koruptor yg ikut juga membuat poster seperti itu, mungkin juga sang tokoh masih ingin mempunyai kedudukan lagi agar tetap bisa korupsi. Atau sang koruptor merasa bahwa dia kan belum terdakwa di pengadilan jadi belum bisa dituduh koruptor , kecuali sudah diputuskan oleh pengadilan.

Yang patut di acungkan jempol dan tidak bisa kita pungkiri adalah bahwa bapak bapak  itu banyak sekali duitnya.Coba aja kita hitung berapa biaya pembuatan satu buah poster atau baliho.Memang hebat , uangnya benar benar banyak. Tapi kita jangan curiga dulu dari mana uang mereka datangnya. Kita harus menganut praduga tak bersalah seperti yg sering diucapkan para jaksa penuntut. Rakyat harus mengerti tuh kata kata itu, jangan main tuduh aja. Mungkin juga dia itu punya harta warisan banyak dari bapaknya, misalnya tanah yg berhektar hektar luasnya, atau sawah di kampung yg ratusan hektar, sehingga hasil panennya berlimpah limpah. Kalo dia  adalah seorang anggota DPRD atau DPR atau Pengawai negeri tidak mungkin rasanya berani korupsi. Coba aja bayangkan setiap pengangkatan atau penempatan pada jabatan baru, maka mereka akan disumpah dengan kita suci diatas kepalanya, nah siapa yg berani melawan Tuhan, merekakan disumpah atas nama Tuhan, pasti takut dong sama Tuhan. Atau kalau pun mereka itu koropsi pasti mereka merasa tidak akan mati, karena kalau tidak mati kan pasti tidak jumpa dengan Tuhan, jadi tidak ada yg perlu ditakutkan.

Itulah potret negeriku, yang pada setiap priode tertentu penuh dengan gambar orang tersenyum, walaupun rakyatnya sulit untuk tersenyum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun