Mohon tunggu...
Mas Agus Firmansyah
Mas Agus Firmansyah Mohon Tunggu... Dosen - Pencari Suaka Akhirat

Staf Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu. Entahlah suatu saat nanti, namun yang pasti personifikasi air mengalir menjadi filosofi sebagai bentuk berserah diri pada ketetapan Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resensi Buku "Budaya Bebas" By. Lawrence Lessig

12 Oktober 2012   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Budaya Bebas, Bagaimana Media Besar Memakai Teknologi dan Hukum Untuk Membatasi Budaya dan Mengontrol Kreativitas
Judul Asli : Free Culture: How Big Media Uses Technology and The Law To Lock Down Culture and Control Creativity
Pengarang : Lawrence Lessig
Diterbitkan Oleh: Kunci Cultural Studies Centre
Desember 2011
Tebal halaman : xvi + 395 Halaman

Buku ini mengulas tentang bagaimana " budaya dan hukum" beradaptasi dengan perkembangan pada ranah media yang berbasis internet. Namun sebagaimana dikatakan Lassig pada hal 8 bahwa, "buku ini bukanlah tentang internet". Lebih dari itu, buku ini membahas secara detail tentang bagaimana relasi internet dengan berbagai perubahan budaya karya cipta beserta tinjauan aspek hukumnya. Misalnya bagaimana soal pembajakan melalui internet serta kaitannya dengan karya cipta.

Dalam hal ini Lassig memberikan argumen bahwa "kita menjadi begitu peduli dengan perlindungan atas instrumen (kakayaan intelektual) sampai-sampai kita tidak bisa lagi memakai nilainya (h.21). Implisit dalam argumen Lassig bahwa dari aspek hukum seringkali hanya berkutat pada regulasi pengaturan hak cipta tanpa memikirkan urgensi pemanfaatan karya tersebut. dari sinilah kelihatannya lassig kemudian menawarkan sebuah pemikiran mengenai "budaya bebas" dimana "budaya bebas" dapat dijadikan instrumen untuk melihat karya cipta dari sisi manfaat nilai kegunaannya.

Tawaran pemikiran Lassig ini dapat dikatakan merupakan sebuah "ruang antara" yang menghubungkan sang pencipta karya dan pengguna, tanpa harus ada ketakutan bahwa apa yang dilakukan si pengguna merupakan pelangaran hukum. Dengan label "Creative Common" pada setiap karya cipta maka dengan sendirinya si pencipta menyadari bahwa pengguna dapat memaksimalkan memanfaatkan nilai guna dari ciptaanya bagi publik.

Untuk masuk kedalam pembahasan inti, buku ini juga kaya akan berbagai ilustrasi cerita sebagai pengantar yang mengantarkan kita hingga tanpa terasa ternyata larut dalam pembahasan yang disajikan si pengarang. Bagi yang ingin larut dalam membaca buku ini dapat diunduh pada http://kunci.or.id/wp-content/uploads/2012/02/budaya-bebas.pdf
Selamat larut dalam membaca buku ini....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun