Pengaruh pasar global
Terlepas dari dugaan keterlibatan Amerika atas virus corona, nyatanya, virus yang kini menjadi perbincangan hangat dunia tersebut, turut menggoyahkkan sinyal pasar dunia.
Ya, perekonomian global mengalami keruntuhan. Sejumlah saham berjatuhan, pariwisata tersendat, dan industri manufaktur bakal tertekan. Bahkan, cepat atau lambat, dampak serangan virus korona jenis baru ini akan berimbas pada relasi dagang, bisnis, dan investasi global.
Dalam artikel yang dimuat New York Times dengan judul How China's Virus Outbreak Could Threaten the Global Economy medio Januari lalu, telah dipaparkan bagaimana kemudian China sebagai salah satu poros pasar keuangan dunia, jatuh. Maka, tidak heran jika hal tersebut diindikasikan sebagai sinyal ketakutan akan krisis ekonomi global.
Jika menelisik beberapa tahun ke belakang, sebenarnya pasar finansial pun sudah mengalami hal serupa kala menghadapi bencana kematian massal serupa di China. Akan tetapi, bencana kali ini diprediksi akan lebih besar. Mengingat, dalam waktu kurun dua pekan saja, jumlah pengidap Corona telah melampaui dari jumlah pengidap virus SARS pada 2003 silam.
Ancaman Hipokondriasis
Merebaknya virus Corona yang semakin meluas, tidak hanya berdampak pada sisi ekonomi. Tetapi, berpotensi juga memberikan dampak psikologis atau jika dalam dunia Psikologis dikenal dengan sebutan Hipokondriasis.
Ya, Hipokondriasis adalah suatu bentuk keterpakuan pada ketakutan untuk menderita atau keyakinan bahwa orang tersebut memiliki penyakit medis yang serius, meksi tidak ada dasar medis untuk keluhan yang ditemukan.
Ditambah lagi, banyaknya korban yang berjatuhan akibat virus Corona telah menimbulkan stigma negatif pada masyarakat luas. Seolah-olah ada keyakinan bahwa dirinya memang memiliki penyakit serius padahal, dalam kenyataannya tidak terjadi apa-apa. Hanya ilusi semata.