PADA HUT Kota Bekasi 10 Maret 2016 bertepatan dengan 3 tahun kepemimpinan PAS (Pepen – Ahmad Syaikhu). Rahmat Effendi yang akrab disapa Bang Pepen dan Ustadz Ahmad Syaikhu dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota pada 10 Maret 10 Maret 2013.
Duet kepemimpinan ini jarang gaduh dan pecah kongsi tidak seperti pasangan politik pada umumnya. Sisa kepemimpinan PAS tinggal 2 tahun lagi atau tepatnya 10 Maret 2018. Kiprah dan gebrakan PAS mulai terlihat dan dirasakan langsung masyarakat serta dipersepsikan mulai pas.
Pilkada serentak Walikota Bekasi masih dua tahun lagi dihelat tepatnya Juni 2018. Tahapan akan dimulai September 2017. Pada awal tahun 2017 yaitu Januari 2017 atau 10 bulan lagi internal parpol sudah mulai ancang-ancang melakukan penjaringan bakal calon dan menggadang-gadang bakal calon. Tahun 2017 mendatang merupakan tahun ‘gawean politik’ dan situasi politik akan sedikit memanas.
Tersirat dalam Rakerda DPD PKS Kota Bekasi kemarin, pasangan PAS dimungkinkan untuk berpasangan kembali atau PAS jilid II. Namun PKS juga memberi sinyal jika harus mendorong kader terbaiknya maju Pilkada jika PAS jilid II gagal.
Secara riel dan terbuka memang ditengah masih minimnya figur baru muncul, elektabilitas petahana (incumbent) Walikota Rahmat Effendi terus meningkat. Elektabilitas personal Rahmat Effendi masih tertinggi dibandingkan tokoh lainnya. Apalagi selama ini banyak yang mempersepsikan positif.
Terobosan terus dilakukan dengan berbagai kretifitas dalam memaksimalkan – pemerataan pembangunan. Dalam tahun infrastruktur dan utilitas ini, akan diselesaikan program-program pembangunan yang kurang maksimal seperti penanggulangan banjir, penataan perkotaan dan permukiman.
Sisa dua tahun merupakan waktu pendek jika untuk kerja besar. Tapi dengan sisa waktu yang nyaris hanya satu tahun lebih dan sisanya disibukkan urusan politik, Kinerja untuk mengotimalkan capaian pembangunan tidak boleh kendur. Finis akhir sebuah kepemimpinan adalah membuat kepuasan publik makin signifikan.
Sebuah capaian tidak mungkin ada yang sempurna dan memuaskan 2,6 juta penduduk. Tapi variabel normatif dan sebuah hasil pembangunan pasti juga akan dinilai secara jujur tanpa embel-embel oleh publik bukan kacamata ‘politik’ yang tidak ada ukuran pastinya.
Tahun 2016 – 2017 merupakan tahun gawe besar yang menentukan hasil sebuah kinerja. Maka diperlukan kerja bareng, kerja keras dengan ditopang birokrasi yang siap mengabdi untuk warga masyarakat, bukan ‘personal pimpinan’.
Untuk mewujudkan janji-janji kampanye awal dan melangkah pasti menuju Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan, diperlukan gotong royong besar tidak cuma pas-pasan, namun harus makin pas menurut ukuran yang dirasakan warga masyarakat secara umum.
PAS dalam memasuki tahun ketiga mesti harus makin pas. Meneyelesaikan yang belum pas. Memantaskan yang sudah pas serta mempaskan yang masih kurang. Konsep smart city akan berhasil jika sudah pas dirasakan langsung masyarakat. Bukan pas ngetrend, ikut-ikutan ngepas-ngepasin.