Mohon tunggu...
Humaniora

Kota Bekasi Menuju Konsep Smart City

18 Februari 2016   10:54 Diperbarui: 19 April 2016   19:56 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="peluncuran POC untuk smart city foto;gusdidit"][/caption]Konsep “smart city” atau kota cerdas kini mulai diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia. Konsep ini merupakan impian bagi kota-kota di Indonesia karena diyakini bisa menyelesaikan berbagai masalah perkotaan seperti kemacetan, penumpukan sampah, dan keamanan warga kota. Konsep kota cerdas ini mengetengahkan sebuah tatanan kota yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat Berbasis teknologi informasi.

Beberapa kota besar di Indonesia yang sudah menerapkan terlebih dulu, konsep “smart city” antara lain Jakarta, Kota Bandung, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Malang dan Kota Bekasi.Setelah diluncurkan konsep ini mendapat tanggapan yang positif minat warga masyarakat Kota Bekasi terhadap teknologi, terutama teknologi informasi, kini sangat tinggi. Sebagai kota metropolitan sedang yang bercirikan komuter, kebutuhan akan informasi menjadi trend tersendiri.

Melalui berbagai sarana, trend memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial. Keterampilan menggunakan fasilitas internet dan teknologi informasi sudah sedemikian melekat dengan keseharian masyarakat Indonesia dan menjadi gaya hidup.

Fenomena ini merupakan salah satu modal utama penciptaan kota cerdas atau “smart city” untuk mendukung Visi Bekasi Maju Sejahtera dan Ihsan. Pada tahun 2016 ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan pengguna Internet di Indonesia mencapai 150 juta orang.

Dan yang menarik, berdasarkan survei, 51 persen pengguna Internet itu adalah wanita dan 80 persen dari pengguna itu umumnya mereka yang berusia muda. Pembentukan kota cerdas tidak terlepas dari “smart society” atau masyarakat yang cerdas. Penggunaan teknologi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari bukan merupakan satu-satunya syarat untuk penerapan “smart city”.

Warga masyarakat Kota Bekasi harus memahami betul apa peran teknologi dalam membangun sebuah masyarakat, yang salah satu diantaranya adalah kesadaran bahwa kita hidup dalam sebuah jejaring, yang merupakan esensi dari sebuah masyarakat yang cerdas untuk realisasi dan pemerataan pembangunan. Kata ahli, teknologi bisa membuat orang cerdas, tapi juga bisa membuat orang tetap bodoh.

Yang cerdas adalah teknologinya, tapi orangnya tetap bodoh. Oleh karena itu di dalam komunitas masyarakat, permasalahan yang sangat besar adalah kontradiksi kultural. Artinya apa? Teknologinya tinggi tapi masyarakatnya rendah. Teknologinya cerdas tapi masyarakatnya bodoh,".

Hal tersebut jangan sampai terjadi. Yang harus diwaspadai dalam konsep “smart city” adalah jurang pemisah antara teknologi dengan cara berpikir masyarakat atau yang disebut dengan istilah “cultural lag”. Ini harus segera diselesaikan, agar teknologi yang cerdas bisa berperan dalam membangun masyarakat yang cerdas, sehingga perkembangan teknologi dan perkembangan sosial sejalan dan tidak terpisahkan.Dengan konsep smart city harus dibarengi dengan konsep tata kelola birokrasi seperti konsep e-government dan e-procurement, e-budgeting, e-delivery, e-controlling, dan e-monitoring. Dalam konsep e-monitoring, pemerintah Kota Bekasi pada akhirnya nanti bisa memantau situasi seluruh kota, mulai dari lalu lintas jalan raya hingga kondisi tempat pembuangan sampah.

Guna mewujudkan konsep “smart city” Pemkot Bekasi telah bekerjasama dengan PT. Telkom dan ITB. Kerjasama dengan perusahaan teknologi informasi untuk menciptakan berbagai inovasi Smart System Platform (SSP). SSP adalah wadah berbagai informasi denganlayanan GPS, CCTV, dan informasi kota seperti kepegawaian, kesehatan, pendidikan, dan kependudukan. Inovasi lainnya yang saat ini dibuat oleh peneliti dari ITB adalah Smart Energy, Smart Tourism, Smart School, dan Smart Health.

Konsep ini untuk menjawab perkembangan zaman dan teknologi. Namun konsep ini harus benar-benar menjadi cikap bakal pembelajaran warga kota dan aparatur untuk berperan aktif dalam pembangunan Kota Bekasi yang lebih baik. Untuk aparatur menajadikan basis data melalui teknologi untuk melakukan pelayanan yang lebih baik menuju Bekasi Maju Sejahteradan Ihsan. SEMOGA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun