Mohon tunggu...
Money Pilihan

19 Tahun Kota Bekasi, Masih Ada 78.881 Keluarga Miskin

5 Maret 2016   19:30 Diperbarui: 19 April 2016   20:28 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perekonomian kerakyatan foto;gusdidit"][/caption]BEKASI mungkin sama dengan kabupaten/kota lain di Indonesia khususnya Provinsi Jawa Barat. Kadang orang masih bingung kalau Bekasi ada dua pemerintahan yaitu Kab Bekasi sebagai induknya dan Kota Bekasi sebagai daerah pemekaran tahun 1997. 10 Maret 2016 Kota Bekasi sudah makin dewasa seperti gadis remaja pada usianya yang ke -19 tahun.

Bedanya kota metropolitan sedang ini sering diperbincangkan dalam skala nasional, karena posisinya yang strategis. Sebagai kota penyangga ibukota DKI Jakarta, pintu gerbang utama Jawa Barat dan sebagai pintu masuk dan keluar khususnya ke Jakarta.

Kota ini dihuni sebanyak 2.663.011 jiwa penduduk. Sebagian penghuninya adalah para petinggi republik yang berkantor di Jakarta, seperti menteri, anggota legislatif, pengusaha nasional. Para pesohor seperti artis juga memilih Kota Bekasi sebagai tempat hunian dan beraktifitas tetap di Jakarta.

Sejak lama Kota Bekasi menjadi incaran para urban sehingga pertumbuhan penduduk (urbanisasi) sangat besar. Kota yang kecil ini mau tidak mau harus bisa melayani 2,6 juta penduduknya dalam pemenuhan pelayanan. Dari jumlah itu hanya dilayani sekitar 11 ribu aparatur birokrasi. Secara teori tetap saja tidak sebanding dengan standar mutu pelayanan.

Dari data yang ada luar biasanya, Kota Bekasi terus menempel ketat Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jabar dalam berbagai kemajuan pembangunan. Saat ini Kota Bekasi menjadi kota termaju kedua se- Jabar. Indeks Prestasi Manusia (IPM) Kota Bekasi dari data BPS sebesar 78, 84 % atau tertinggi kedua setelah Kota Bandung. Hal ini terjadi karena penduduk Kota Bekasi termasuk produktif, pekerja keras dan SDM banyak dimanfaatkan perusahaan besar di Jakarta.

Kondisi ini membuat Kota Bekasi hanya ramai di pagi hari dan sore hari. Karena penduduknya ‘eksedus’ menyerbu Jakarta untuk bekerja. Hampir 50 persen lebih penduduknya berkatifitas di Jakarta. Sementara transportasi massal yang menjadi andalam masih commuter line hingga lebih 100 ritasi per hari.

Untuk wilayah perkotaan, Kota Bekasi seperti kota yang tidak pernah tidur. Pusat-pusat perbelanjaan, kawasan kuliner, PKL malah lebih ‘hidup’ di malam hari. Hampir setiap pesolok berdiri lapangan futsal yang tidak pernah sepi dari kegiatan warga yang ingin berolahraga karena siang hari sibuk bekerja dan sekolah.

Pertumbuhan dan laju perekonomian seolah berjalan sendiri karena tuntutan warga kota. Dari data BPS, dampak inflasi di Kota Bekasi hanya 7, 68 persen. Artinya perekonomian kerakyatan terus bergerak dan hidup sebagai pemenuhan warga dalam mencari penghidupan.

Dampaknya, kehidupan perkotaan menjadi timpang. Dan yang kurang beruntung karena kurang kreatifitas dan kerja keras sering menjadi penonton. Data BPS masih ada 78.881 rumah tangga pra sejahtera atau kurang mampu alias masih miskin. Hal terjadi karena pola hidup perkotaan yang tidak bisa dihindari. Antara penghasilan dan pengeluaran tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan layak hidup.

Ciri perkotaan memang tidak terhindar dari masalah kemiskinan (urban poor). Meski, berbagai program penanggulangan kemiskinan terus dilakukan, penyerapan tenaga kerja terus diupayakan. Akan tetapi tidak sebanding dengan angka angkatan kerja per tahun termasuk pekerja urban yang ingin beradu nasih di Kota Bekasi.

Secara umum berbagai fasilitas kemudahan terus dilakukan dengan alokasi APBD khusus penyediaan layanan kesehatan gratis melalui SKTM (Progam Bekasi Sehat), sekolah gratis hinga SMA dengan subsidi BOS. Merangsang ekonomi kreatif dan berwirausaha melalui UKM. Membuka kawasan kuliner seperti di samping apartemen center poin, Margajaya, mendorong pusat-pusat perekonomina kreatif seperti kawasan percetakan di depan Stasiun Bekasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun