Mohon tunggu...
Adha Agus
Adha Agus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya muslilm sejati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pendidikan Bukanlah Alat Pencipta Koruptor

13 Mei 2013   22:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:37 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini Pendidikan telah berkembang dengan pesat, semua negara berlomba-lomba menciptakan lembaga pendidikan yang terbaik,dengan tujuan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu menjawab semua kebutuhan kehidupannya dari berbagai aspek kehidupan yang akan mereka jalani.

Setiap negara hampir memiliki satu atau lebih lembaga pendidikan yang menjadi unggulan di negaranya ataupun di seantero dunia, terlebih dunia barat yang secara notabene dari kemajuan pendidikan dan teknologinya selangkah lebih maju dari bangsa kita atau sebagian negara lain.

Seiring perkembangan jaman dunia pendidikan juga ikut berkembang dimanapun pendidikan itu diselenggarakan, teknolgi semakin maju, peradaban manusia terus berkembang.

Namun pendidikan yang kata sebagian orang telah berhasil membuat manusia mampu menciptakan teknologi yang canggih dan pengetahuan berbagai ilmu baru sebagai ilmu pengetahuan di abad modern ini masih ada saja kekurangannya.

Secara intelektualitas setiap manusia yang dihasilkan pendidikan kita tidak bisa meragukannya, pendidikan telah berhasil membuat manusia membuat perkembangan intelektualitasnya, namun dari segi ahlak dan moral kita tidak bisa mengatakan pendidikan yang dilaksanakan formal telah berhasil menciptakan manusia yang bermoral dan berahlak, padahal pada hakikatnya pendidikan ada untuk menciptakan manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan, berahlak, dan memiliki moralitas yang tinggi.

Kenapa penulis berasumsi seperti itu, kita selaku masyarakat indonesia muangkin sudah paham betul dengan hal ini, bahkan orang yang awam saja tahu, bahwa negara ini adalah gudangnya para korupsi, adanya KPK ( Komisi Pemberantas Korupsi ) bukan membuat para pelaku korupsi semakin berkurang atau jera, malah sebaliknya koruptor semakin banyak dan menganak cucu. Padahal para koruptor itu adalah buah hasil dari lembaga pendidikan bahkan tidak sedikit dari koruptor itu datang dari lembaga pendidikan yang terkenal dan terkemuka di negara kita ataupun di luar sana. Yang anehnya lagi di negara kita, tidak sedikit para koruptor ini adalah orang-orang yang semasa dirinya masih berlebel mahasiswa berteriak-teriak dengan lantang menyuarakan anti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Mereka seakan lupa akan masa lalunya saat berteriak-teriak menentang ketiga hal tersebut, dan berjuang atas nama kepentingan rakyat, dan kini mereka diberi kesempatan untuk mampu memperbaiki dan menjalankan teriakannya dimasa lalu, tetapi nyatanya mereka bukan memberikan perubahan malah melanjutkan para pemdahulunya dan memperparah penderitaan rakyat ini dengan meberikan pasukan baru di golongan korup. Meskipun tidak semuanya seprti itu.

lalu apakah semua itu adalah hasil sebuah pendidikan ? apakah ada yang salah dalam pola, bahan atau sistem pendidikan kita yang salah ?

Ketika kita akan mencari dimana letak kesalahan, ketika sepenuhnya tidak bisa menyalahakan pendidikan, karena tujuan pendidikan sungguhlah mulia, kita dibuat bingung dengan semua ini, apa sistem atau bahan dari pendidikan itu yang salah.

Sekarang marilah kita berpikir bersama-sama, apakah negara ini akan dibuat sebagai panggung sandiwara untuk selamanya ? atau kita akan menjadi negara yang mampu menngguncang dunia dengan kemajuan manusia yang bermartabat dan maju dari semua aspek kehidupan ?

Saya percaya negara ini banyak menciptakan manusia yang pintar dan mampu mengangkat negara ini, jika seandainya kita mampu menjaga moralitas kita. selama kesempatan masih ada, mari kita bersama membangun negara ini dengan baik jauh dari kata korupsi dkk.

Karena pendidikan bukanlah alat pencita para koruptor.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun