Mohon tunggu...
Budiyono Richwan
Budiyono Richwan Mohon Tunggu... -

ikhlas memberi yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adakah Budaya Keselamatan di Tempat Kerja Anda?

5 September 2014   01:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:35 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya keselamatan harus dimulai dari “atasan” dan ditularkan ke seluruh jajaran di bawahnya. Jika seorang pimpinan tidak betul-betul peduli dengan keselamatan,, maka mengapa seluruh anggota bawahannya diminta untuk peduli?

Hati-hati sebelum menjawab pertanyaan diatas, bagi siapa yang tanpa berpikir panjang mengatakan::“ Ya! kami punya Budaya Keselamatan”, Dr James Reason mengatakan:  “ Anda salah besar bila yakin bahwa ditempat anda bekerja sudah punya budaya keselamatan yang baik!”- Budaya keselamatan adalah sesuatu yang di damba-dambakan tetapi jarang sekali dapat tercapai – Yang penting adalah proses daripada hasil akhir”

Budaya Keselamatan secara singkat dapat diartikan sebagai “ melakukan hal yang benar tanpa harus diawasi oleh orang lain”. Telah banyak symposium dan seminar diadakan terkait dengan budaya keselamatan tetapi mengapa jumlah insiden dan kecelakaan masih saja bertambah banyak, akhirnya muncul pertanyaan bahwa sebenarnya ada atau tidak Budaya Keselamatan di tempat kerja kita?

Insiden dan Kecelakaan seringkali terjadi justru disaat kita merasa bahwa pekerjaan yang kita lakukann gampang, sepele, bahkan ketika anda merasa sudah sangat ahli sehingga bekerja seenak hati tanpa prosedur yang seharusnya, saat itulah tanpa disadari bahaya mengancam…

Lebih jauh Dr Reason menyatakan Budaya Keselamatan (Safety Culture) terdiri dari tiga elemen yaitu;

1.Budaya Menginformasikan (Informed Culture);

2.Budaya Melapor (Reporting Culture) ; dan

3.Budaya Bertindak Adil (Just Culture).

Budaya menginformasikan diartikan sebagai tindakan mengumpulkan dan menganalisa data/informasi agar  keselamatan dapat selalu terjaga, sebagai contoh; Internal & Eksternal Audit.

Budaya Melapor, adalah tindakan melaporkan segala sesuatu yang terkait dengan masalah keselamatan, insiden dan kecelakaan, pelapor mengetahui dan yakin bahwa dia tidak akan dikenakan hukuman atau ditertawakan jika melapor.

Jika sebagai pimpinan anda mengharap agar semua karyawan di bawahnya mau memberikan informasi keselamatan, maka mutlak harus ada kebijakan keselamatan (safety policy) yang ditanda tangani oleh Pimpinan Tertinggi di tempat kerja anda yang menjamin bahwa seseorang yang dengan niat baik membeberkan potensi bahaya (hazard) atau insiden keselamatan, maka kerahasiaan harus tetap terjaga.

Dipercaya bahwa dengan tidak adanya budaya menginformasikan dan budaya melapor, meskipun barangkali tidak/belum terjadi insiden namun dimungkinkan akan dapat terjadi kecelakaan kalau terus dibiarkan.

Budaya Bertindak Adil, sangat penting tetapi sering di salah artikan. Seseorang akan percaya bahwa segala tindakan yang dilakukan akan diperhitungkan secara adil, bahwa jika seseorang melakukan hal yang ceroboh dan be-resiko membahayakan keselamatan akan dikenakan sangsi.

Dr. Reason menekankan jangan dicampur aduk-kan Budaya Bertindak Adil (Just Culture) dengan Kebudayaan Tidak Menyalahkan (no-blame culture). No-blame culture tidak dapat diartikan sebagai seseorang yang dengan sengaja (dan berulang-ulang) terlibat perilaku berbahaya yang dapat meningkatkan resiko insiden / kecelakaan, tidak juga tepat jika diartikan sebagai sesuatu yang krusial hanya untuk membedakan antara yang bersalah dan yang tidak bersalah.

Ketiga elemen dari budaya keselamatan diatas layaknya seperti gir yang berputar bersama-sama untuk mendorong menuju budaya keselamatan. Jika satu atau dua elemen hilang, maka budaya keselamatan yang diinginkan tidak akan tercapai.

Jadi, apakah benar-benar ada budaya keselamatan di tempat kerja anda? Hati-hati menjawabnya!

(Disadur dari US NTSB)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun