Mohon tunggu...
Gusblero Free
Gusblero Free Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Freelance

Ketika semua informasi tak beda Fiksi, hanya Kita menjadi Kisah Nyata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiyang Jawi Milih Jokowi, Wong Jowo Milih Prabowo

5 Juni 2014   01:27 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:18 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Prabowo Subianto (kanan) berdampingan dengan capres Joko Widodo saat mengikuti Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, 1 Juni 2014.

EUFORIA Pilpres 2014 benar-benar telah membuat situasi ‘bedebah’ dengan hiruk yang ‘terwelu’ bahkan sampai di perdikan gunung sekitaran tempat tinggal saya. Ini bagus. Membuktikan bahwa partisipasi publik dalam hal penyelenggaraan bernegara benar-benar sampai ditingkatan hulu. Tidak di kampung, tidak di pasar, tidak kampus, tidak di terminal, semuanya bergairah saling mengunggulkan jagonya masing-masing.

Prabowo dianggap lebih tegas dan dibutuhkan saat ini oleh Indonesia agar dalam penuntasan persoalan pejabat yang berkaitan dengan hukum bisa dilakukan ‘pras-pres’, itu salah satu argumen dari yang pro Prabowo. Yang pro Jokowi juga tidak mau kalah. Tegas sih tegas, tetapi bagaimana kita bisa bertindak dengan benar jika track record orang yang nantinya akan dijadikan pemimpin dalam pengambilan keputusan raportnya tidak jelas, begitu argumen lawan bicaranya.

Menyikapi hal yang demikian, saat harus jinak-jinak dalam rembug antar sedulur kampung, saya lebih banyak memilih diam. Kalau pun toh harus menjawab pertanyaan umum sementara ini soal saya milih siapa, maka jawaban saya ajeg: “Saat ini saya belum bisa memilih.....saya akan memilih 9 Juli nanti saja.” Hahahahaha......

Jangankan Prabowo dan Jokowi, yang notabene keduanya adalah warga terhormat dari bangsa ini. Duryudana, yang dalam lakon pewayangan selalu digambarkan sebagai tokoh antagonis, toh ternyata juga merupakan raja yang kuat dan cakap, serta memerintah dengan adil, dan dicintai rakyatnya. Dan Duryudana juga merupakan salah satu tokoh yang sangat menghormati orangtuanya. Meskipun dianggap berperangai dan sering bersikap jahat, ia tetap menyayangi ibunya, yaitu Gandari. Setiap pagi sebelum berperang ia selalu mohon do'a restu, dan setiap kali ia berbuat demikian, ibunya selalu berkata bahwa kemenangan hanya bagi yang berada di pihak yang benar. Nah loh.

Memahami hal yang begini, saya jadi terbayang kelakuan banyak politikus di negeri ini. Sama seperti Duryudana, banyak dari antara tokoh-tokoh kita yang juga sangat menghormati ibunya. Mereka-mereka juga kuat dan berjaya, bahkan kiwari dalam ilmu agama, akan tetapi gagal untuk mempraktekkannya dalam kehidupan.

Orang-orang yang selalu mendengarkan nasehat yang baik, walau pun yang demikian tetap tidak bisa mengecilkan hati dan niat mereka dalam menciptakan musuh bagi dirinya sendiri.

Kembali ke Prabowo dan Jokowi, keduanya adalah orang-orang top, yang jelas tidak pada ukurannya kalau saya harus menilai. Tahu apa saya soal budi baik dan daya buruk keduanya, mereka memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Sama seperti saya yang dititik ini juga tengah membereskan catatan-catatan hidup yang ada, mempersiapkan anak melanjutkan studi, mempersiapkan puasa panjang karena pada saat ramadhan jelas tidak akan bisa jualan makanan sebebas bulan biasanya. Menyimpan sedikit duit untuk bayar fitrah, dan seterusnya dan sebagainya. Soal Pilpres saya akan memikirkannya sambil jalan, mana-mana pilihan paling rasional untuk saya lakukan, yang jujur sampai saat ini belum ada masukan paling masuk akal untuk ditimbang-timbang.

Bagi saya itu lebih fitrah. Sehingga mohon maaf kalau saya terlihat tidak ikut larut dalam haru birunya Pilpres kali ini. Memangnya tukang tagih rekening bisa maklum kalau saya telat bayar pajak gara-gara sibuk ikut ngurusin Pilpres. No no no big no no no. Terhadap mereka yang meminta pendapat dengan sopan akan saya katakan, tiyang Jawi milih Jokowi. Dan kepada mereka yang menyalami secara bersahabat akan saya katakan, wong Jowo milih Prabowo.

TIYANG JAWI MILIH JOKOWI, WONG JOWO MILIH PRABOWO. Menurut Anda saya harus milih yang mana, dan kenapa saya harus memilihnya?

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Capres Prabowo Subianto (kanan) berdampingan dengan capres Joko Widodo saat mengikuti Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, 1 Juni 2014."][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun