Mohon tunggu...
Gusblero Free
Gusblero Free Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Freelance

Ketika semua informasi tak beda Fiksi, hanya Kita menjadi Kisah Nyata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jakarta Tangguh, Apa Kabarmu Kawan

2 Januari 2020   15:32 Diperbarui: 2 Januari 2020   15:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaran baru tahun 2020 dibuka dengan cerita banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia. Tak pelak Jakarta yang menjadi ibukota negeri kita pun dikepung banjir, hingga menyebabkan 16 korban meninggal dan 31 ribu lebih orang terpaksa mengungsi di barak pengungsian hari ini (2/1/20).

Ribuan orang menangis, bingung, dan diliputi kecemasan. Bukan semata karena ancaman kehilangan harta benda yang tergerus gelombang air, namun banjir menciptakan tragedi kesedihannya sendiri. Listrik padam, bayi menangis, orang-orang berteriak, kegamangan menjarah metropolitan. Pada puncaknya orang kemudian merutuk terhadap apapun, bahkan pada sesuatu yang tak semestinya.

Banjir yang selama ini kita pandang sebagai sebentuk ujian, pelan-pelan berubah menjadi bentuk bencana yang sesungguhnya. Berita naik, beragam pendapat mengudara. Lalu kita mulai kehilangan kohesivitas sikap kebersamaan dalam menghadapi kekalutan serupa itu. Orang-orang mulai mencari siapa pantas disalahkan.

Tetapi bukan Jakarta kalau orangnya tidak tangguh-tangguh. Mereka sudah tahu kalau tanah Jakarta sejatinya adalah rawa. Mereka juga sudah tahu bahwa di atas tanah merah dan rentan diganyang banjir acapkali datang hujan itu pertaruhan hidup akan dimulai, ditegakkan, lalu dimenangkan.

Maka akan keliru kita hari ini, kalau menganggap disebabkan oleh banjir kemudian Jakarta akan runtuh, gampang dihunus propaganda, lalu kemudian hubungan antara pemerintahan dan warganya porak poranda. Tidak. Kita akan melihat Jakarta yang tangguh.

Jakarta yang tidak mengiba pada Indonesia. Jakarta yang sadar apapun yang dibutuhkan hari ini adalah tindakan riil ketimbang sekadar mencemooh keniscayaan kita sebagai manusia.

Jakarta harus bersatu padu mengatasi persoalannya sendiri untuk mengukuhkan dirinya sebagai warga kelas ibukota.

Hingga walau pun hujan barangkali masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, kesadaran untuk melewati itu semua sebagai bagian dari ujian bersama akan menguatkan ketegaran warga Jakarta dalam menghadapi banjir dari tahun ke tahun setiapkali musim penghujan tiba.

Jakarta Tangguh, apa kabarmu Kawan? Jabat erat dari gunung dan semoga Allah menyelamatkan kita semua.

Wonosobo, 2 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun