Mohon tunggu...
M.G Adib
M.G Adib Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nyepi di gusadib.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Tunjukkan Smartphone-mu Padaku

23 Februari 2016   16:49 Diperbarui: 23 Februari 2016   17:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Man vs Machine. Photo Credit : Sebastiaan ter Berg"][/caption] Seolah sudah menjadi hal biasa ketika kita berbicara dengan orang lain bahkan dengan orang yang lebih tua dari kita (orang yang kita hormati) perhatian kita masih tidak terlepas dari smartphone  yang kita pegang. Sambil membaca status teman-teman atau membalas chat atau bermain game kita seakan-akan juga mendengarkan omongan lawan bicara kita. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya kita telah kehilangan momen kebersamaan.

Sayapun sering begitu. Ketika mengikuti kuliah atau rapat atau sekedar ngobrol dengan teman di giras sambil berbicara dan mengikuti obrolan saya seringkali masih asyik juga dengan media sosial dan beragam aplikasi android di smartphone. Dulu di awal-awal saya riwuh melakukannya dan sampai sekarangpun saya masih merasa aneh ketika ngobrol sementara jari-jemari asyik dengan smartphone. Walaupun dapat kita lihat “fenomena” itu terjadi di sekitar kita dan terjadi pada diri kita.

Secara pribadi saya sebetulnya kurang tidak suka dengan hal seperti itu. Saya merasa kehilangan moment untuk berinteraksi secara intim dan baik. Ada titik dimana saya merasa kehilangan waktu berharga saya ketika saya berinteraksi dengan orang yang terus-menerus menatap layar gadget sambil seolah berbicara dengan saya.

Lebih dari sekedar tidak menghargai lawan bicara, tetapi lebih dari itu adalah bahwa kita sudah terlalu addicted dengan pesona dunia maya yang ditawarkan oleh smartphone. Kita seolah tidak bisa lepas dari ketergantungan yang berlebihan. Dan tidak mampu mengendalikannya.

Bangun tidur yang pertama kali kita ingat adalah smartphone ada dimana. Sambil meraba-raba kasur dan terus mencari dimana terakhir kali meletakkannya. Seharian beraktifitas kita juga mengusahakan semaksimal mungkin untuk tetap bisa ngeliat media sosial dan game. Dan sampai pada menjelang tidurpun kita masih scrolling layar. Mendekati Nomophobia

Untuk mengetahui seberapa besar lingkungan kita menggunakan waktu untuk bersmartphone ria ada riset yang dilakukan oleh Google Indonesia pada periode desember 2014 – februari 2015. Hasilnya mengejutkan, rata-rata kita – orang indonesia –  menghabiskan 5,5 jam Perhari menatap layar ponsel pintar. Setara 22,9% dari waktu yang kita punyai dalam sehari. Sama dengan waktu tidur yang saya butuhkan dalam sehari. Coba bandingkan dengan waktu yang kita habiskan untuk membaca buku atau belajar kita akan menemukan kesenjangan yang luar biasa. Ketidakadilan pada diri kita.

Menyadari hal tersebut, beberapa kali saya mencoba untuk lepas dari kebiasaan buruk itu dan belum juga berhasil. Sampai akhirnya saya memilih cara ekstrim.

Menghapus semua aplikasi medsos saya dari smartphone. Sehingga dengan terpaksa saya hanya menggunakan fungsi dasar dari smartphone. Texting dan speaking.  

Saya berharap dengan begitu saya bisa mengurangi ketergantungan saya pada smartphone. Dan berusaha menjadi manusia yang memperlakukan media sosial dengan wajar dan benar. Karena sudah dari dulu sebenarnya kita diwanti-wanti bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu buruk. Dengan begitu seharusnya kita bisa memposisikan semua gadget yang kita miliki sesuai dengan porsi yang pas.

Dalam perjuangan usaha saya lepas dari pengaruh berlebihan media sosial dan game pada smartphone saya mencobanya selama seminggu penuh dengan uninstall dan hanya menyisakan satu aplikasi chat. Setelah itu saya memasang kembali satu aplikasi medsos setiap minggu. Hal itu pernah saya lakukan berkali-kali. Hasilnya, saya merasa ketergantungan berlebih saya berkurang drastis.

Dalam banyak hal smartphone –alat komunikasi dan informasi- memang sudah menjadi kebutuhan primer manusia saat ini.  Sulit bagi kita bisa menjalankan aktifitas sehari-hari tanpa support kemudahan yang diberikan smartphone. Tetapi tidakkah kita mampu menggunakanya dengan lebih baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun