Tanggal 12 Agustus yang lalu terjadi tragedi memilukan di jalan tol, Semarang. Tiga orang remaja ABG tewas ketika kebut-kebutan di jalan tol memakai mobil plat merah (mobil dinas) orang tuanya (seorang pejabat Kota Semarang). Pengemudi mobil dinas itu diketahui bernama Rio, seorang remaja ABG berumur 16 tahun, yang bersama-sama teman satu SMA-nya hendak piknik ke Pantai Marina, Semarang.
Sungguh memrihatinkan. Pertama, bagaimana mungkin anak usia 16 tahun bisa bebas mengendarai mobil di jalan raya. Apakah sudah punya SIM A? Kalau toh sudah punya SIM A, bagaimana cara mendapatkan SIM A tersebut? Faktanya SIM A hanya bisa diperoleh ketika sudah berusia 18 tahun. Kedua, negeri ini jumlah penduduk miskinnya masih teramat banyak.
Namun seperti kita ketahui bahwa anggaran negara yang berupa APBN dan APBD dalam jumlah besar ternyata hanya dihabiskan untuk belanja pegawai/birokrasi/PNS. Bahkan dibanyak daerah 60-80% APBD hanya dihabiskan untuk belanja pegawai, termasuk untuk aksi borong mobil dinas bagi para PNS-nya. Tak heran bila sekarang di setiap kota populasi mobil plat merahnya sangat berjibun. Tak terbayangkan berapa banyak duit rakyat dihabiskan untuk belanja mobil dinas termasuk untuk BBM dan biaya perawatannya.
Namun semua sudah tahu bahwa pemakaian mobil dinas tersebut tak lebih hanya sebagai fasilitas pribadi para PNS tersebut. Urusan kedinasan paling hanya untuk berangkat dan pulang kantor, selebihnya untuk urusan pribadi: ke mall, arisan, kondangan, wisata keluarga termasuk mudik lebaran. Sungguh penyelewengan yang teramat kentara. Rakyat banyak yang kelaparan, anak miskin bunuh diri karena tak bisa bayar sekolah; namun para pejabat/PNS-nya foya-foya dengan mobil dinasnya.
apakah tragedi mobil plat merah di Semarang yang menewaskan 3 ABG merupakan peristiwa pertama dan satu-satunya ? Ternyata tidak! Barusan dari berita TV di Depok (17 Agustus) seorang ABG 16 tahun mengendarai sebuah APV plat merah menabrak sejumlah pejalan kaki dan pesepeda motor. Apesnya si ABG langsung dihajar hingga babak belur dan masuk rumah sakit. Kurang ajarnya lagi ternyata plat-nya telah diganti dengan warna hitam (sebagai mobil pribadi), sedang plat merahnya ditemukan di dalam mobil. Dasar rampok uang rakyat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H