Bagi yang gagal SNMPTN ingat bukan segalanya. Â Ingat sekali lagi bukan segalanya.
Saya teringat cerita anak saya yang entah nemu dari mana.  Tersebutlah empat sahabat dari sebuah sekolah favorit di sebuah kota besar.  Mereka anak pintar.  Semuanya berjanji dan bertekad masuk sebuah universitas paling top di tanah air.
Singkat cerita tiga dari empat sahabat tadi masuk perguruan tinggi yang diinginkan, sementara yang satu gagal. Setelah mencoba melalui jalur SBMPTN tetap gagal.
Mungkin karena terlalu terobsesi dan overthinking, jiwanya terganggu dan akhirnya masuk pemulihan di sebuah rumah sakit jiwa.Â
Di rumah sakit jiwa pun, tangannya selalu menggenggam buku "Cara Jitu Masuk Perguruan Tinggi Negeri Favorit". Â Miris. Padahal banyak jalan menuju Roma.
Tahun ini persaingan jalur SNMPTN sangat ketat. Â Ada 2.340.922 siswa yang mengisi di PDSS, sedangkan tahun lalu ada 2.293.513 siswa. Hasil verifikasi menunjukkan ada 955.781 siswa yang berhak ikut SNMPTN, sedangkan tahun lalu hanya 648.104 siswa.Â
Ada kenaikan sebesar 47% peminat SNMPTN. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi kriteria sekolah berdasarkan akreditasi. Sementara jalur SNMPTNnya dipangkas sebesar 10 persen, dari 30 persen menjadi hanya 20 persen.
Menurut panitia masuk PTN, pemangkasan jumlah kursi SNMPTN berdasarkan hasil evaluasi, ternyata kualitas mahasiswa dari jalur SBMPTN jaluh lebih baik dibandingkan dari jalur SNMPTN.
Oh ya bagi yang memiliki cukup uang tentunya tidak akan kesulitan. Mereka tinggal mencari perguruan tinggi swasta yang memiliki kualitas tak jauh berbeda. Â Bahkan sekalian sekolah keluar negeri. Namun ini tentunya persentasenya sangat kecil.
Kembali ke topik, jangan pernah putus asa, masih banyak jalan untuk meraih kesuksesan tidak hanya satu pintu SNMPTN atau SBMPTN. Ingatlah pada pepatah "di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan".