Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya, Kompasiana dan Nilai Sebuah Tulisan

21 November 2020   09:11 Diperbarui: 21 November 2020   10:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panduan Pembelajaran Semester Genap Sumber Kemendikbud

Awalnya saya sempat mutung ke Kompasiana karena saat saya menyusun tesis saya mengirimkan permohonan ke pengelola untuk bisa mengirimkan kuesioner dan para kompasianer menjadi respondennya.  Tesis saya saat itu mengambil topik tentang knowledge sharing dan blog sebagai sarananya. Tetapi dengan alasan kerahasiaan data para kompasianer, surat dan proposal saya ditolak dengan halus.  Padahal isiannya bersifat rahasia dan disebar menggunakan aplikasi surveymonkey.  Jadi siapa saja secara sukarela bisa mengisi surveinya, saat itu belum ada google form.

Tetapi pada akhirnya saya dapat memaklumi karena saat itu Kompasiana baru tumbuh dan berkembang belum seperti sekarang.  Pada saat itu masih menguatkan dulu fondasinya dan itu mesti dijaga dengan baik.  Sekarang terbukti Kompasiana menjadi blog bersama yang besar dan kuat.

Membaca di Kompasiana bagaikan di dunia tanpa ujung.  Dengan tagline Beyond Blogging dan motto Jadikan Kompasiana sebagai Bacaan Anda Setiap Hari.  Bacaannya sangat kaya dan dibahas dengan berbagai persepsi melibatkan banyak profesi.  Betapa senangnya bisa membaca tulisan-tulisan keren dari para Kompasianer senior, Pak Effendi Tjiptadinata, Khrisna Pabicara, Taura, Rudy Gunawan, Elang Salamina, Fatmi Sunarya dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.  Tulisannya selalu kaya dengan ragam wawasan.

Adalah Pak Effendi Tjiptadinata yang menulis Inilah Buktinya Artikel di Kompasiana Nilainya Tinggi yang membagikan tulisannya tentang pengalaman keseharian yang beliau alami ternyata mendapat perhatian dari instansi terkait yang disinggung dalam tulisannya.

Prinsip menulis jangan ingin dibaca banyak orang, tapi menulislah untuk tujuan kebaikan, biarlah alam yang menggerakkan orang untuk membacanya melalui Yang Maha Menggerakan.  Tulisan positif dan bermanfaat setidaknya tidak menjadi toxic kehidupan, itulah prinsip ketika kita menulis. 

Ternyata seperti pengalaman Pak Effendi Tjiptadinata, saya pun mengalami hal yang sama.  Saya tidak pernah tahu apakah bacaan saya sampai ke para penentu kebijakan atau hanya geer saja.  Inilah contohnya saya menulis tentang Merananya Bogor Barat Menunggu Dicabutnya Moratorium Daerah Otonomi Baru yang ditulis pada tanggal 12 November 2020, ada bagian tulisan saya yang mengungkapkan sebagai berikut: 

Jaman Gubernur Ahmad Heryawan kerusakan jalan sangat cepat ditangani, entah karena pandemi beberapa luas jalan yang berlubang cukup lama ditanganinya.  

Empat hari kemudian, tepatnya tanggal 16 November 2020 jalan-jalan yang berlubang diperbaiki oleh pihak berwenang. 

Tulisan itu memang saya kirimkan juga kepada teman di Bandung (Provinsi) yang mempunyai jabatan dengan harapan sampai kepada pihak terkait, syukur dibaca Pak Gubernur.  Saya juga kirimkan ke staf anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan Bogor Barat.  Sekali lagi saya mungkin geer, tetapi lepas dari apapun yang penting jalan diperbaiki dan itu sangat bermanfaat bagi masyarakat. 

Tulisan lainnya di Kompasiana adalah tentang PJJ dan Kasus Bunuh Diri Pelajar, Sebuah Tinjauan Sosiologis dan Keagamaan yang saya tulis di Kompasiana pada tanggal 4 November 2020 yang di dalam tulisan itu memuat:  

“Kasus bunuh diri adalah sebagian masalah dari permasalahan sosial yang timbul akibat pandemi.   Tawuran, hamil di luar nikah, pengawasan anak yang semakin longgar adalah bagian dari permasalahan sosial yang lebih besar.  Entah sampai kapan pandemi ini berakhir karena biaya sosial yang ditanggung akan semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun