Usia di atas 50 tahun harus mulai waspada dan hati-hati agar tetap bisa menjalani kehidupan dengan sehat dan baik.Â
Kejadian-kejadian lucu yang mulai terjadi:  seorang teman tanpa melepas kacamatanya langsung mengambil air wudhu, sudah pasti kacamatanya menjadi basah.  Orang-orang  di sekelingnya tertawa, atau minimal senyum ditahan.  Kejadian ini berkali-kali diceritakan tetap membuat tertawa, termasuk teman yang mengalaminya.
Saya sendiri mulai mengalami, sedang memakai kacamata dan ketika akan membaca saya malah mencari-cari kacamata. Â "Cari apa Pak?" Â kata istri saya. Â "Kacamata" jawab saya. Â "Itu nempel dipake", kata istri saya maklum. Â Kalau anak ngomongnya, "makanya harus baik ke anaknya, misalnya tambah uang jajan, sehingga nggak mudah lupa", Â sambil senyum penuh canda.Â
Cerita teman saya lain lagi, Â pernah dia kesal pada mobil yang main serobot jalan orang, saking kesalnya dia ludahi mobil orang itu. Â Tetapi apa yang terjadi, penglihatannya menjadi kabur karena saat meludahi mobil tadi, lupa membuka kaca helmnya. Â Sial tentunya, tetapi kalau diingat selalu ketawa sendirian.
Itulah beberapa kisah yang mulai dialami beberapa teman saat memasuki usia 50 tahun. Â Meskipun bisa saja kejadian itu menimpa tidak hanya yang usia 50 tahun ke atas. Â Tetapi umumnya penyakit penurunan daya ingat atau mulai sering lupa banyak menimpa usia 50 tahun ke atas.Â
Bagaimana Tetap Sehat, Gembira dan Bahagia di Usia 50 Tahun ke Atas?
gaya hidup kita. Â Mulai makanan yang sehat yang mengandung gizi seimbang, meluangkan waktu untuk selalu membaca buku, berolahraga, tidur yang cukup dan tidak mengundang stress. Â
Dari berbagai bacaan dan pendapat para ahli semuanya dimulai dariMengubah sebuah kebiasaan tentulah sulit, karena kehidupan itu bagaikan menyusun puzzle. Â Setiap potongan puzzle berikutnya adalah karena kita berhasil menyusun kepingan sebelumnya dengan benar. Â Â
Contohnya ketika usia kita semakin beranjak sepuh, kita tidak mungkin akan merasa kesepian, jika saat awal berumah tangga mau direpotkan oleh anak-anak kita, menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Â Inilah yang dikemukan oleh Pak Tjiptadinata Effendi yang dengan penuh kasih sayang mendidik anak-anaknya, sehingga di saat tua tanpa diminta anak-anaknya menyayangi balik dengan penuh perhatian. Â Pak Tjipta telah berhasil menyusun puzzle kehidupannya dengan tepat.Â
Kuncinya adalah disiplin diri.  Pepatah mengatakan satu-satunya disiplin yang terus berlangsung adalah disiplin diri sendiri.  Hal-hal kebiasaan baik yang dikemukan di atas tidak mungkin dapat kita lakukan tanpa memiliki disiplin diri atau kita tidak  memiliki keinginan untuk mendisiplinkan diri.  Banyak kegiatan yang dapat kita lakukan jika memiliki disiplin diri. Â
Kita sejak awal harus memiliki persiapan ketika memasuki usia 50 tahun. Â Berbahagialah Yang Maha Kuasa memberikan kepercayaan kepada kita memasuki usia 50 tahun ke atas.Â