"Pak kalau ke Bandung titip odading Mang Oleh ya, yang rasanya seperti menjadi Ironman itu, ada teman yang pesan". Â Itu kata anak saya yang mendapat titipan dari teman dekatnya.
Rupanya video viral odading Mang Oleh sudah sampai juga ke kota lain. "Odading itu enaknya dimakan hari itu juga, kalau dibesokkan suka keras, kalau dipanaskan/digoreng lagi nanti malah berminyak", istri saya menimpali. Itulah percakapan singkat yang mengantarkan tulisan ini. Â
Odading cakue, budak jeding beuki leweh. Â Artinya kurang lebih anak yang bibirnya dower suka nangis. Tetapi menjadi pas karena memiliki kesamaan irama ketika dinyanyikan dalam bahasa daerah.
Jadi dari dulu odading adalah makanan yang sangat populer. Dinyanyikan dengan kencang oleh anak-anak untuk meledek anak yang gampang nangis.
Kue yang dibuat dengan bahan utama terigu, gula pasir, telur dan ragi ini lumayan sebagai pengganjal perut lapar. Tetapi kalah populer dengan cakue. Â Mungkin karena kalau cakue selain sebagai cemilan juga suka dicampurkan ke bubur ayam.
Cakue juga saat ini dihidangkan dengan variasi sambal, ada yang dengan saos cabe yang diencerkan atau dengan sambal kacang. Â Variasi odading selain orisinal adalah odading yang diberi wijen, tidak terlalu banyak berubah.Â
Dulu pedagang cakue pasti dagang odading, seakan-akan sepasang. Â Tetapi kemudian cakue banyak dijual terpisah karena kemungkinan lebih laku dengan adanya variasi tadi.
Selain odading makanan terkenal lainnya adalah kue balok, karena bentuknya yang seperti balok.  Kue balok sekarang tampil dengan berbagai variasi rasa, tetapi yang original tetap yang lebih disukai.  Kue balok dikenal juga sebagai kue jibeuh (hiji oge seubeuh, satu juga kenyang), karena memang makanan ini sangat padat.
 Tahun 1980-an seingat penulis pedagang kue balok selalu dikelilingi para tukang becak, atau para pekerja lainnya, dinikmati bersama kopi yang diseduh langsung dari air yang sedang mendidih.  Nikmat.  Sekarang pedagang kue balok bermunculan lagi dan menjadi tempat nongkrong anak muda Bandung, terutama di malam Minggu.
Dalam persaingan kuliner, terkenalnya kembali odading adalah sebuah penegasan kegembiraan bahwa makanan lokal masih bisa bersaing dengan makanan-makanan dari luar yang cenderung digandrungi anak-anak jaman sekarang. Inilah yang membuat Gubernur Jabar menobatkan Ade Londok sebagai orang yang memviralkan odading Mang Oleh, sebagai duta pariwisata di bidang kuliner.Â
Penghargaan itu menimbulkan pro dan kontra mengingat bahasa yang digunakan dalam video itu menggunakan bahasa kasar. Â Untung tidak ada yang mengadukan merusak moral bangsa, padahal jelas-jelas lebih kasar dari kata anjay.