Mohon tunggu...
RAMDAN SANI
RAMDAN SANI Mohon Tunggu... Guru - Pojok Pembelajaran Sepanjang Hayat

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Kendi dan Botol

24 Juli 2021   08:30 Diperbarui: 24 Juli 2021   08:38 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar gurursani

Bukan Peristiwa Bukan Kejadian Obrolan Ringan

Bandung. Guru R Sani, 2021

EQ, renungan pembelajaran sepanjang hayat

Air merupakan sumber kehidupan, Andana warih adalah orang yang mampu memberi kesegaran dengan air, Air kehidupan.
kadang semua orang berkeinginan secara nurani untuk bermanfaat bagi orang lain tapi dengan ego manfaat itu akhirnya bagi diri sendiri...Egois. I am, Aku Adalah tanpa kesadaran I dan Aku itu siapa?...

Dahulu Nenek Moyang Kita budaya memakai Kendi untuk wadah air, bentuknya sederhana memiliki satu lubang yang bisa diisi dan mengeluarkan airnya dari situ, terbuat dari tanah liat apabila masih baru warnanya kemerahan tetapi setelah lama aga ke coklat-coklat, semakin lama semakin bagus bila di gunakan sebagai wadah air secara rutin karena serbuk tanah kendi sudah hilang dibandingkan kendi yang baru.


Tutup kendi biasanya hanya dari daun pisang yang remas, tutup kan sebagai cocok lubang kendi. ketika diisi air tinggal isi apalagi setelah diisi kita simpan diluar kemudian besoknya diminum, sangat segar dan bermanfaat bagi kesehatan. hal ini mungkin karena wadah nya kendi yang bisa menjaga fungsi air sebagai sumber kehidupan dan bisa sinergi dengan lingkungan sekitar, 

Kendi memang agak riskan, rawan pecah sehingga ada tata aturan merawatnya harus hati hati, Apabila pecah dibuang maka akan bersatu dengan tanah kembali menjadi tanah sebagai bahan dasar pembuatan kendi yang setelah dibentuk hanya di jemur dan di angin angin. sangat Alami.

Sekarang di jaman ke kini budaya Botol Plastik yang mewarnai hidup. Bentuknya bagus simpel tahan pecah karena pleksibel, dilengkapi dengan tutup yang memiliki drat putar apabila mau membuka dan menutupnya sehingga perlakuan pengisian harus khusus buka dulu tutup, sebanyak apapun air yang kita siram hanya membuat botol bersih  bersih tetapi airnya raib entah kemana, ketika mau diminum setelah dibuka tutup hanya ada kekosongan. 

Bahannya plastik ketika orang haus akan membuka tutup lalu diminum ketika habis isinya maka pasti tau ujungnya akan dibuang ke tempat sampah malah dilemparkan begitu saja, mengotori, walau masa hidup botol panjang malah menjadi sampah yang berumur panjang. botol dibuat secara pabrikan dengan maksud sekali pakai.

Lebih mengutamakan Kendi dan botol, serta kebutuhan dan kehausan tanpa menghormati air sebagai sumber kehidupan. Apakah itu yang terjadi di kehidupan botol plastik dengan rasa lebih baik dibandingkan kendi. Pantaslah kiranya banyak yang lebih mengutamakan penampilan tetapi mengerikan ada kekosongan dan gampang terbuang malah menjadi kotor banyak karena dibuat masal secara turun temurun, Instan.

Pola pikir Pola Rasa, Harus segera dikembalikan ke rel yang semestinya jangan sampai anjlok menjadi kengerian, botol rasa kendi mungkin lebih baik sesuai dengan kemajuan perubahan yang abadi. kembali mengutamakan isinya, airnyalah yang harus di hormati karena sebagai sumber kehidupan. bukan botol, kendi yang hanya sebatas wadah, dan kehausan yang hanya kebutuhan. 

kerjanya sama, niatnya yang berbeda. Humaniora Fatal...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun