[caption id="attachment_130046" align="aligncenter" width="535" caption="...Kepala besar hati-hati bocor ntar ......"][/caption] Lucu sekali... saat membaca salah satu postingan dari orang-orang yang mengaku sekuler, penganut liberal, pemuja materialism atau mungkin bisa dikatakan "agnostic malu-malu". Dalam artikel pendeknya, orang aneh ini keheranan saat melihat berbagai penyimpangan moral yang terjadi setelah diturunkannya agama, bahwa nenek moyang kita (semoga maksudnya adalah dari garis keturunan Austronesian bukan dari garis keturunan darwinesia) terdistorsi secara gradual dalam tatanan etika dan moral yang dituduhkan karena KESALAHAN AGAMA, hal ini jelas dari kalimatnya :
"nenek moyang kita dulu sudah jadi orang baik, yang bergotong royong dan yang bertepo seliro, jauh sebelum datangnya budaya-budaya asing dari luar yang disebut agama-agama."
...jika dia heran dengan berbagai fenomena deviasi moral yang dalam pikirannya di sebabkan oleh kemunculan agama, saya lebih heran lagi, dengan artikel yang ditulis oleh yang katanya orang berpendidikan-oleh anak yang katanya juga kuliah di universitas ternama di Indonesia barat, cenderung mengedepankan kaidah-kaidah ilmiah dan empiris dalam sebuat tulisan dan berlandaskan riset dan pengetahuan tersebut, kok baru kali ini saya liat orang yang katanya mengaku berideologi liberalis sekuler (yang saya tahu juga penganutnya kebanyakan para intelektual, katanya :) kok artikelnya seperti sampah......., dan lebih mencengangkan kelucuan tersebut ditambah dengan para supporternya yang mendukung artikel yang penuh canda tawa tersebut dengan ratingan bermanfaat dan inspiratif ... WOoooooW, saya tak habis pikir..... Lalu mengapa saya tertawa : Baiklah, mari kita tarik dulu benang merah dari artikel tersebut... yang paling saya perhatikan adalah proposisi AGAMA..... Orang aneh ini mengatakan bahwa nenek moyang kita dulu sudah jadi orang baik TANPA AGAMA.... lalu nenek moyang yang mana maksudnya ?, kalau maksudnya kera, monyet, atau kerbau tentu saja saya setuju 1001%. Tapi kalau maksudnya adalah masyarakat asli Indonesia dari garis keturunan Melanesian, wah kalau ini ga kali... Jika si sekuler ini koar-koar untuk memprovokasi sebuat debat apologi tentang frase agama, mari kita telaah apa sih yang dimaksud dengan agama itu sendiri :
Religion is the belief in and worship of a god or gods, or any such system of belief and worship, usually involving devotional and ritual observances, and often containing a moral code governing the conduct of human affairs (Cambridge Dictionary).
Lalu kapan agama sendiri dikatakan sudah hadir dalam sejarah kehidupan manusia, penelitian para ahli antropologi menunjukkan bahwa agama sudah ditemukan pada 3000 BCE, nah jadi sebelum adanya agama samawi, agama neopagan, agama bercorak indic atau agama lain, riset ini menyatakan bahwa berdasarkan bukti-bukti historis manusia sudah ditemukan bahwa mereka sudah memiliki kepercayaan pada tuhan. Jadi bagaimana mas sekuler ini mendefinisikan agama sebagai budaya asing , saya tak mengerti apa sekularismenya itu yang ga layak disebut budaya asing ??? kemudian Jika dihubungkan dengan Indonesia sendiri khususnya dalam konteks suku (masyarakat) asli Indonesia ditemukan bahwa kedatangan manusia-manusia yang bercirikan Melanesian berdasarkan Pope, G "Evidence on the Age of the Asian Hominidae" sekitar 2000 BCE, jika sekitar tahun tersebut "orang Indonesia" asli ini berdatangan ke Indonesia, lalu apakah mereka bisa dikatakan tak beragama, hmm... lucu..... Analoginya seperti ini mungkin, Si sekuler baru dapat pelajaran matematika tentang operasi pengurangan bilangan 3 - 2 = Atheis.. Hoooore..... , bingung saya mau ngubungin dengan teori fallacy ala Mba rinaldi klo kaya gini....klo dihubungkan dengan istilah Sansekerta logika "a dicto secundum quid ad dictum simpliciter" tepat ga ya (wah harus kuliah sama mba rinaldi lagi nih biar saya ga gemblung).... atau gini aja deh disebut Totally Toodler fallacy....gimana.... mba rinaldi.... . :D Berikutnya, tentang tata cara ibadah....
"Kedua, hubungan seseorang dengan Tuhan dianggap harus mengacu kepada pendapat orang-orang lain. Ada saja orang yang suka menghakimi, “Bukan begitu cara yang benar untuk menyembah Tuhan.” Bagi orang-orang seperti itu, mungkin sudah waktunya dijawab dengan tegas, “Berisik, memangnya kamu tuhannya? Tuhan yang Maha Tahu saja tidak menyatakan keberatan atas cara hambaNya untuk menyembahNya.” (oleh mas sekuler di artikelnya)
Mas sekuler keren ini, mengatakan bahwa banyak cara dalam melakukan ibadah, oke dah itu kalau opininya kaya gitu, tapi apa tak melanggar norma sosial dan UU penodaan agama tu, saat agama samawi yang sudah memiliki dasar aturan secara jelas mulai diusik kitab sucinya dengan mengatakan hal yang dia sendiri tak tahu dan oleh golongan atau pihak tertentu di dekonstruksi pemaknaan ibadah tersebut dalam pengertiaannya sendiri dengan topeng liberalism lah, demitologi kitab suci lah, intelektualitas, rasional-logistic atau apalah... dalam menentukan prosedur ibadahnya, apakah artinya dia mau jadi tuhan sendiri..... kalau ini analoginya seperti ini.... Si sekuler ingin bikin pergi ke bulan... lalu dia bilang.... ga perlu lah bikin roket segala.... cuman perlu 1 buah sepeda mini, sedang para ahli perlu melakukan studi aerodinamis, pertimbangan pada ketinggian dan durasi penerbangan yang tergantung pada volume gravitasi, tekanan awal dari roket itu sendiri, Fraksi massa, faktor momentum, bagaimana ukuran nozzle, dan teknik penurunan massa jenis dari bahan roket itu sendiri...sehingga mereka dituntut mampu menghubungkan secara kompleks berbagai faktor pertimbangan tersebut..belum lagi mereka harus menguasai gaya newton dalam proses kalkulasi gaya tolak dari roket itu sendiri......(penasaran saya berapa ya nilai fisika mas sekuler ini... ckckck.. mungkin IQnya pernah ditest dan kelihatannya dari tulisannya lebih tinggi 1 point dibanding Enstein... HEBAT....) wah kalau ikut si sekuler... bisa-bisa ga nyampe ke bulan tapi ke panti rehabilitasi jiwa.... :lol: Gini aja mas sekuler biar ga repot, gimana kalau mas bikin agama baru aja atau sekalian mengklaim menjadi nabi, malaikat atau bahkan tuhan yang baru aja.....biar saya bantu promosikan nanti di emper masjid biar cepat laku....biar cara ibadahnya bisa joget, lompat-lompat atau sambil nyanyi dangdut... gimana mas ??? Sedikit mengamati bagaimana cara pandang mas sekuler ini.... Kelihatannya mas sekuler ini alergi banget dengan yang namanya suatu sistem pemerintahan yang berlandaskan religio-feodal, atau sistem pemerintahan yang memiliki dominasi agama tertentu....dan kebetulan sepertinya ketakutannya ada pada sistem syariah Islam di Indonesia ini....... Saya bingung, mengapa mas sekuler ini begitu phobia sama sistem kaya gini......
Apakah mas ini pernah tercatat sebagai pencuri hingga takut tangannya ntar dipotong.... Atau mas ini punya kepribadian ganda jadi takut kalau siang bolong kena razia jilbab.... Atau juga takut kalau ketahuan zina hingga ingin terhindar dari hukum rajam yang dianggap para intelek tradisi kuno.....
Hmm... saya tak mengerti cara pandang orang-orang seperti ini..... Kabar baiknya mas sekuler, tenang aja... syariah Islam sepertinya takkan diterapkan di negara ini dalam waktu dekat ko..... jadi mas sekuler bisa tidur dengan nyenyak sambil mainin gameboy ria... ok.. ?? ;D Jadi gini to mas klo mau propaganda-propaganda anti-syariah atau anti-religi jangan yang norak kaya gitu... jangan mentang2 kuliah di univ. ternama atau terobsesi Joseph Goebbels lalu bisa-bisanya melakukan praktek propaganda murahan sehingga orang-orang semakin tertarik atas interpretasi yang membenarkan kekeliruan yang sedang anda bangun..... Ok, agar tulisan ini tak terkesan memberikan kritik non konstruktif, gini aja agar kedepannya kepada mas sekuler agar artikel kedepannya lebih baik dan menarik, mas sekuler bisa coba ketik di google "how to conduct a research for kindergarden", pasti deh ketemu tutorialnya......... Yang benar-benar saya anggap Aneh di Indonesia ini adalah....
- Sistem pendidikan yang mencetak orang-orang aneh yang bangga dengan kedunguannya hingga lebih senang tenggelam dalam perdebatan-perdebatan tak penting tanpa mengingat masih banyak hal yang HARUS dilakukan demi bangsa ini tanpa memandang latar belakang agama, ras, suku dan atribut lain dari pada sekedar menyebar permusuhan dan membusungkan ideologi-ideologi pribadinya .....
Teori ok lah, tapi kontribusi = nihil, hampa, kosong melompong......
- Ya, misalnya saling beradu teori tentang HAM lah, Kebebasan berpendapat, demokrasilah, lah.... Namun lucunya banyak manusia Indonesia hasil cetakan dari pendidikan hingga melahirkan manusia-manusia yang hanya bermulut besar, tanpa disadari dirinyalah sebagai aktor penginjak-injak HAM itu sendiri.......
- Banyak sekali pemuda-pemuda yang sudah jadi pengemis... belakangan ini padahal latar belakangnya mengaku intelek.....
- Pemerintahan Indonesia... nah.. klo ini para pembaca kayanya sudah tahu apa yang sebaiknya dibenahi....
- Rame-rame orang mengklaim mengaku beragama, namun dalam hidupnya tak merefleksikan ajaran agama yang disanjungnya....
- Rame-rame orang saling cela-mencela tanpa niat kebaikan dibalik celaannya untuk memperbaiki saudaranya dan tanpa ingat kekurangan akan dirinya....
Namun di ujung kata saya akhirnya harus mengakui setuju dengan mas sekuler ini Memang ... Kadang beberapa orang Indonesia zaman sekarang kalah bodoh dengan nenek moyang para kera. Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H