Mohon tunggu...
Edy Santosa
Edy Santosa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru ndesa, sederhana, suka menulis prosa daripada puisi, suka humor, senang berbagi (terutama berbagi kesusahan), ingin terus belajar dan belajar ( kapan pandainya?). Hehehe.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Horror Buku Mirror ( Semoga gak terjadi )

16 Juni 2012   14:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13398845691270146518

Kepada Todhmoyutho*) Jl.Kamboja No.121 Kota X, Propinsi X Kode Pos XXXXX Kucek lagi nama dan alamat tujuan pengiriman buku Kumpulan Mini Horror di amplop coklat. Udah gak salah lagi. Udah sesuai sama yang tertulis di berita wesel pos yang kuterima kemarin. Buku terbungkus amplop itu kuserahkan pada petugas titipan kilat didaerahku. Setelah membayar ongkos pengiriman, aku pun segera kembali ke rumah untuk melanjutkan gabung di grup facebook. Lega sudah rasanya. Bisa secepatnya mengirim buku ke pemesan. Seminggu kemudian, siang hari itu HPku berdering. Segera kuterima telepon itu. "Mas, bisa nggak ke kantor titipn kilat sekarang. Nih, buku yang Mas kirim kembali" suara di telepon. "Kok bisa? Disitu alamat jelas kan? Malah kelihatannya dalam kota, tuh!" jawabku. "Iya, Mas! Tapi... Mas kesini aja deh! Entar aku ceritain!" Mau gak mau aku harus ke kantor titipan kilat nih. Dengan masih diliputi tanda tanya besar, aku pun berganti pakaian dan segera tancap gas ke kantor titipan kilat yang jaraknya sekitar sekiloan meter. "Kenapa bisa kembali sih bukunya, Mas?" tanyaku setiba di kantor titipan kilat. "Horror, Mas!" "Kok tau kalau yang kukirim itu buku Horror? Hayo, Mas baca, ya?" "Maksud saya, kejadiannya yang horror, Mas! Yang ngantar buku ini gak bisa menemukan alamat yang mas tulis ini!" "Kok, bisa? Kan kelihatannya itu alamat ada dalam kota, Mas!" "Mas, tau nggak? Alamat di jalan itu yang nomor 120 dan 122 itu memang rumah penduduk. Tapi yang no 121..." "Yang nomor 121 kan rumah pemesan buku itu!" "Yang rumah nomer 121 gak ada, Mas. Antara nomor 120 dan 122 itu gak ada rumah, yang ada ... Tempat Pemakaman Umum! "Haaaahhh!?" ****** Catatan: - Kisah hanya fiktif belaka - Nama asli pemesan ( tanda *) bisa diketahui jika anda menggunakan rumus seperti dalam penamaan merk kaos jogja DAGADU ( harus hapal urutan huruf Jawa) - Properti terbuat dari bahan yang tidak berbahaya ( lho...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun