Dibandingkan dengan zaman dahulu kala, tentu Fikom saat ini sangat jauh keadaannya. Dahulu Fikom masih sering sekali dipandang secara sebelah mata oleh para calan mahasiswanya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal itu terjadi lantaran Fikom saat itu hanya sebagai tempat “pembuangan”. Orang yang masuk Fikom dianggap gagal untuk masuk ke fakultas lain yang menjadi pilihan mereka. Pada masa itu (tahun 1970), Fikom unpad menerima sekitar 150 orang per tahunnya dimana ke 150 orang itu akan dibagi dan dimaskkan ke dalam tiga jurusan (Jurnalistik, Hubungan Masyarakat, dan Penerangan). Orang banyak beranggapan bahwa apabila lulus Fikom saat itu, maka pasti lulusannya akan menjadi seorang wartawan atau wartawati.
Hingga saat ini, Fikom Unpad adalah satu dari beberapa fakultas favorit lainnya di Unpad, bahkan di Indonesia sekalipun. Pada Bulan Februari 2010, Fikom mendapatkan penghargaan dari Swa di Jakarta sebagai the Best Universities School of Communication. Fikom Unpad juga merupakan satu-satunya fakultas ilmu komunikasi di universitas negeri di Indonesia. Atas dasar inilah, orang-orang beranggapan bahwa Fikom Unpad adalah kiblatnya ilmu komunikasi di Indonesia.. Dosen Fikom juga banyak yang produktif menghasilkan berbagai macam tulisan dan buku mengenai ilmu komunikasi. Mereka adalah Oemi Abdurrahman, Astrid S. Soesanto, Onong Uchjana Effendy, Santoso Sastropoetro, Jalaludin Rakhmat, Deddy Mulyana, Elvinaro Ardianto, Nina Syam, Soeganda Priyatna, Antar Venus, Aceng Abdullah, Lukiati Komala, dan masih banyak lagi dosen Fikom Unpad yang sudah membuat berbagai macam tulisan dan buku yang berhubungan dengan ilmu komunikasi.
Kini, Fikom Unpad adalah fakultas ilmu komunikasi favorit di Indonesia. Hal itu terbukti dari persaingan untuk memperoleh kursi di Fikom Unpad. Beberapa tahun silam, Fikom Unpad pernah menerima ±1000 orang pertahunnya untuk jenjang pendidikan D3 dan S1. Namun, akhir-akhir ini jumlah itu menurun, sehingga kurang dari 1000 orang untuk jenjang pendidikan D3 dan S1. Dimana saat itu untuk jenjang S1, mahasiswa yang diterimanya tidak lebih dari 500 orang. Bicara mengenai lulusan, sejauh ini lulusan Fikom umumnya terserap di dunia kerja. Saat ini zaman sudah semakin berkembang dengan pesatnya, oleh karena itulah diperlukan perilaku komunikasi yang dapat menunjang karir seseorang. Komunikasi merupakan faktor utama yang mampu menggerakkan dan memberikan kemajuan baik pada individunya atau lembaga tempat dimana individu itu bernaung. Maka dari itulah, lulusan-lulusan Fikom mempunyai fleksibilitas untuk bekerja dalm bidang apapun. Hampir semua surat kabar dan stasiun TV mempekerjakan lulusan Fikom, adapaun diantaranya : Pikiran Rakyat, Suara Pembaruan, Seputar Indonesia, Bisnis Indonesia, Kompas, The Jakarta Post, Tempo, RCTI, Indosiar, Trans TV, Metro TV, dsb.
Komunikasi manusia yang bersifat tatap muka akan tetap berlangsung karena tidak dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun juga. Dalam konteks inilah, Fikom harus mampu untuk berbenah diri. Tidak ada kata berhenti untuk terus mengembangkan diri. Semua kriteria dan indikator untuk kinerja individuatau lembaga yang memadai untuk suatu masa akan terus berubah untuk masa-masa selanjutnya.. Dalam dua tahun terakhir, seumlah pembicara dari luar negeri telah diundang ke Fikom Unpad untuk memberikan materi kuliah umum, seminar, lokakarya, atau kuliah di dalam kelas. Tahun 2009 Fikom menyelenggarakan seminar internasional dengan para pembicara dari Malaysia, antara lain Universiti Malaya, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Universiti Islam Antar Bangsa. Hal menarik lainnya adalah penggunaan Bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris. Bahasa Inggris telah menjadi bahasa ke-2 bagi sebagian dosen Fikom. Mereka terbiasa untuk berbicara dalam Bahasa Inggris baik dengan sejawat atau bahkan juga dengan mahasiswanya sendiri yang mampu berbahasa Inggris.
Selain atmosfer akademis dan intelektualitas, iklim keagamaan di Fikom pun telah ditingkatkan. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa di dunia ini hidup hanya satu kali, oleh karena itu lakukan apa yang kita mau dan laksanakan keinginan kita, jangan biarkan ada halangan apapun menghadang. Namun, itu adalah suatu pemikiran yang salah. Kehidupan akademis ini hanya bagian kecil dari kehidupan sebenarnya yang kelak akan kita hadapi. Tujuan hidup ini kebanyakan hanya kebebasan dan bersenang-senang. Oleh karena itulah, pihak Fikom Unapap bersama-sama dengan dosen, pegawai, dan mahasiswa berusaha untuk meningkatkankeagamaan di kampus Fikom Unpad. Selama dua tahun terkahir, setiap awal bulannya selalu diadakan tausiyah rutin di fakultas. Selama itu pulalah banyak mahasiswa dan dosen yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid Al Wushul Fikom, selain melaksanakan shalat Jum’at.
Fungsi dari pengembangan spiritualitas ini adalah penegakan integritas seluruh warga fakultas. Dengan demikian, mereka (warga fakultas) akan selalu berusaha untuk menegakkan kebenaran dan kejujuran serta menghindarkan diri dari perbuatan kemungkaran di Fikom Unpad. Para pengemban tugas di fakultas khususnya harus memberikan inspirasi dan motivasi bukan saja secara keilmuan, tetapi juga secara moral kepada lingkungannya. Dosen khususnya, mereka harus memiliki kejujuran intelektual. Mereka tidak boleh melakukan plagiarisme. Mereka tidak boleh memperjual-belikan nilai ujian atau melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun juga. Pendek kata, spiritualitas harus menjadi bagian integral dalam kehidupan Fikom. Jika setiap orang, baik itu pimpinan, dosen, pegawai, dan mahasiswa, berbicara dan bertindak dengan semangat ini, maksa konflik diantara sesama warga Fikom akan dapat diminimalisir.
Adapun mengenai impian Fikom untuk kedepannya, saat ini yang belum terwujud adalah adanya gedung perpustakaan yang besar dan lengkap, dengan e-book dan e-journal melimpah yang bisa diakses oleh seluruh mahasiswa dan dosen, gedung laboratorium yang lengkap, sistem jaringan komputer yang di integrasikan dengan Unpad secara keseluruhan, suatu program studi bertaraf internasional dengan bahasa pengantar bahasa Inggris, dan penerbitan jurnal berbahasa Inggris (diluar penerbitan jurnal Ilmu Komunikasi berbahasa Indonesia yang selama ini diterbitkan oleh Fikom.
Pada masa depan, Fikom khususnya, Unpad umumnya, berharap kelak suatu saat nanti dapat menjadi World Class University. Dalam rangka itulah, seluruh warga Fikom harus membangun kultur akademik baru menjadi WCU Plus (spiritualitas) yang ditandai dengan integritas, intelektualitas, sosialibilitas. Kultur baru ini juga harus ditandai dengan semangat tinggi di kalangan para dosen untuk berprestasi dalam bidang kelimuan selain berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Sebenarnya apa yang telah dilakukan Fikom selama 50 tahun ini jauh lebih banyak lagi. Nasih banyak individu dosen, tenaga pendidik, alumni, dan mahasiswa berprestasi yang tidak tersebutkan. Semoga untuk kedepannya Fikom Unpad tercinta ini dapat mewujudkan apa yang di inginkan dan semoga tercapai segala tujuan yang diharapkan. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik lagi daripada hari ini, maka pada masa depan Fikom Unpad harus lebih baik lagi daripada hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H