Mohon tunggu...
Ang Deden Hamsa
Ang Deden Hamsa Mohon Tunggu... profesional -

Kang Deden, S.sos.I CPSTS, CPCS, CIMSP Prac NLP\r\n- Master Coach Motivation Training Center\r\n- Certified Instructor Motivation Skill Program from SMMI\r\n- Certified Golden Word Communication Specialist from SMMI\r\n- Certified Power of Story Telling Specialist from SMMI\r\n- Certified Powerfull Communication Specialist from SMMI\r\n- Certified Neo NLP Prac NLP\r\n- Pendongeng di Persaudaraan Pendongeng muslim indonesia\r\n- Praktisi Pendidikan Anak \r\n\r\n- Motivator Suskada (Kursus Kader Da’I Muda ) BKPRMI\r\n- Dosen STPI BIM PGTK Yogyakarta\r\n- Kepala Paud Ahe firdaus\r\n- Juara 1 Pemilihan Ustadz kreatif dan inovatif Tingkat Jawa Tengah\r\n- Juara 3 Da'i muda Jawa Barat\r\n- Guru Paud berprestasi Jateng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

menjadi gurunya manusia

25 Oktober 2012   16:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:23 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu menghadiri seminar pelatihan hipnoparenting, pembicara saat itu bapak bambang ariawan dari bandung ia mengatakan " Tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah murid yang belum menemukan guru yang cerdas'.dari pernyataan tersebut betul bahwa murid itu sebenarnya tidak ada yang bodoh, mereka mempunyai potensi yang sungguh dahsyat luar biasa. namun banyak dari guru yang selalu menyalahkan murid dan berkeluh kesah bahwa muridnya bodoh bukannya dia introspeksi diri belum menjadi gurun berkualitas alias gurunya manusia.

ketika saya mengisi sebuah pelatihan in house training dui sebuah SD Islam Swasta di daerah jateng banyak diantara guru mengeluhkan pada saya, pak  kelas saya itu luar biasa anak anaknya, mereka nakal, tidak bisa diatur selalu melawan disaat diberi intruksi dan segudang label negatif  -lainnya. saat itu juga saya katakan kepada mereka " Tanamkan pada siswa siswi kita bahwa setiap anak adalah juara  dan setiap anak memiliki potensi yang sangat dahsyat, potensi kebaikan yang besar. Terimalah apa adanya  pada diri anak.

Kita sering membangun tembok tebal yang menghalangi interaksi dengan siswa. Penghalang itu bukan dibuat oleh siswa, tetapi oleh kita sebagai guru.Kuncinya adalah  gembok kemandegan yang ada dalam otak kita. Kita sering mengatakan dalam otak kita bahwa anak didiknya tidak mungkin bisa dan sering tidak yakin pada anak didik kita bahwa mereka tidak akan bisa menguasai pelajaran ini dll. Kata - kata tidak bisa, tidak mungkin mana bisa tidak yakin seperti itulah yang menyebabkan anak didik kita tidak mampu menerima pelajaran dan lebih parah lagi anak didik kita terbunuh potensninya. siapakah yang bertanggung jawab ?

ada beberapa tips yang harus dimiliki bagi seorang guru antara lain

1. Mengajarlah dengan hati karena mereka semua adalah manusia yang harus di sentuh dengan baik, kalau hati kita di saat mengajar merasa nyaman, senang dan bahagia maka itu yang akan di tangkap seorang anak didik kita.

2. jadilah Guru asyik dan menyenangkan terlebih dahulu. Kalau pembawaaan kita disaat mengajar asyik dan menyenangkan saya yakin siswa siswinya senang. disanalah mereka akan merasa nyaman dan akan timbul cinta pada pelajarannya.

selanjutnya saya lanjutkan besok ya...sudah ngantuk hee heee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun