Pelatihan guru matematika, fisika untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika (IPA) untuk tingkat Sekolah Mengengah Pertama (SMP) yang dihadiri 100 orang guru yang berasal dari 6 kabupaten di wilayah Danau Toba yang berlangsung tanggal 9-13 November 2015 di hotel Inna Parapat Kabupaten Simalungun cukup menarik.
Peserta dari 6 Kabupaten yaitu Simalungun, Tobasa, Humbahas, Taput, Samosir dan Asahan. Semua peserta pelatihan begitu semangat. Mereka nampaknya menyadari bahwa guru juga perlu menambah wawasan atau giat mencari metode baru untuk mempermudah siswa untuk mengert dan memahami pelajaran.
Kegiatan pelatihan ini diadakan oleh PT. Inalum yang mengundang instruktur pelatihan dari Surya Institut yang didirikan oleh fisikawan terkemuka Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Dalam pembukaan pelatihan yang dihadiri kepala dinas pendidikan Simalungun bapak Parasulian Sinaga dan beberapa pengawas dari dinas pendidikan Kabupaten Simalungun. Deputi General Manager umum dan Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Inalum Joko Laksono mengatakan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk meningkatkan kualitas guru yang secara otomatis akan menghasilkan kualitas siswa. Kegiatan ini akan dilanjutkan oleh 4 Kabupaten/Kota lain di wilayah kerja PT Inalum, kata bapak Joko Laksono dalam sambuatan pembukaan pelatihan di hotel Inna Parapat, Simalungun.
Saya melihat PT Inalum menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah Danau Toba sangat mempengaruhi kualitas air danau Toba, karena jika danau Toba rusak maka air danau Toba melalui sungai Asahan tidak dapat menggerakkan turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dimiliki PT Inalum sebagai penghasil aluminium. Semuanya berhubungan satu dengan yang lain. Kesadaran ini merupakan tindakan untuk menyiasati lestarinya danau Toba. Komitmen PT Inalum untuk pendidikan ini patut diapresiasi.
Pendidikan yang berkelanjutan.
Menyadari pentingya kualitas guru terus ditingkatkan maka PT Inalum harus melakukan program ini secara terencana dengan baik hingga program untuk pelatihan siswa untuk menuju prestasi gemilang. Pendidikan tidak bisa dilakukan hanya dengan event. Kita menyadari bahwa sumber ilmu pengetahuan ada di danau Toba dan sekitarnya. Mulai dari pengetahuan tentang danau (Limnologi), ilmu keaneka ragaman hayati (biodiversity), ilmu geologi, Ilmu Biologi, sosiologi, athropologi, sejarah, ilmu lingkungan, ekologi, ilmu perikanan, kehutanan dan berbagai ilmu ada di wilayah danau Toba. Sayang, selama ini guru hanya mengajarkan dan menanyakan apa yang tertulis di buku pegangan yang sesuai dengan kurikulum pemerintah saja.
Guru jarang mengajak siswa mempelajari ilmu-ilmu di sekitar danau Toba. Padahal, betapa banyaknya ilmu pengetahuan yang harus digali di sekitar masyarakat Danau Toba. Paradigma menggali pengetahuan itulah yang harus dimulai sejak dini.
Gerakan Cinta Meneliti.
Dalam rangka menjamin kualitas SDM di sekitar Danau Toba yang salah satu indikator kualitasnya adalah menyadari pentingnya fungsi danau Toba bagi kehidupan masyarakat maka sejak dini harus digerakkan gemar meneliti. Dalam perbincangan saya dengan kepala dinas pendidikan Simalungun bapak Parsaulian Sinaga, saya mengusulkan agar diadakan Lomba Peneliti Belia atau Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja yang topik penelitian tentang Danau Toba dilihat dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Masyarakat di sekitar Danau Toba melihat perubahan yang terjadi setiap hari tetapi mereka tidak bisa menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah. Jika anak-anak di wilayah Danau Toba memiliki kesukaan meneliti maka akan lahir ilmuwan-ilmuwan muda yang bisa difasilitasi Surya Institut yang didirikan Prof. Yohanes Surya ke tingkat internasional. Mereka akan mendapat kesempatan untuk mendapat beasiswa untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka ke berbagai belahan bumi.
Dimulai dari Guru