Beberapa waktu lalu, Kabupaten Samosir dihebohkan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Samosir yang mengatakan bahwa kualitas guru itu tidak penting. Mutu guru adalah tanggungjawab pribadi karena sudah disertifikasi. Pernyataan Kadisdikpora itu menjadi viral. Di tengah viral, wartawan mewawancarai saya. Wawancara itu tidak dimuat karena Bupati sudah berjanji akan meningkatkan mutu guru tahun 2023.
Wartawan :
Bagaimana tanggapan anda sebagai pemerhati pendidikan di Samosir, dengan pernyataan Kadisdikpora, Jonson Gultom menyatakan Peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik (guru) tidak diperlukan di Samosir?
Gurman :
Jika kita ingin Samosir menjadi Kabupaten yang hebat hari ini, besok dan dimasa yang akan datang maka titik awal yang paling mendesak adalah mutu guru. APBN kita menurut UU mengamanatkan 20 % tujuannya adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak ada kualitas pendidikan tanpa kualitas guru. Langkah awal untuk memajukan suatu daerah adalah membangun kualitas guru sebab guru yang berkualitas pasti menghasilakan anak-anak atau siswa yang berkualitas. Lihat saja sekolah-sekolah di semua daearah yang jika ada satu sekolah ada guru matematikan, IPA, IPS, sastra, budaya, olah raga, atau keterampilan tertentu yang bagus maka sekolah itu pasti menghasilakan siswa berprestasi sesuai kualitas guru. Contoh sekolah di YBS di Toba yang mendapat medali emas dan 2 perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2022. Ada guru Wushu yang hebat, tiap tahun dari YBS ada juara Wushu tingkat nasional. Di YBS ada guru matematika yang hebat, mereka mendapat medali emas di bidang matematika. Demikian juga guru IPA YBS menghasilkan medali perunggu di Olimpiade Sains Nasional. Demikian juga di Pangururan, SMPN 1 Pangururan ada guru IPA yang hebat, maka mereka menonjol di bidang IPA. Demikian juga SMP Budi Mulia bagus karena gurunya yang bagus. Hal yang paling mendesak bagi kita adalah kualitas guru. Jika guru tidak bermutu sehebat apapun kurikulum maka siswa yang dihasilkan tidaklah apa-apa. Sebaliknya, kurikulum yang tidak baik jika guru yang inovatif dan kreatif pastilah siswanya hebat. Jadi, guru adalah kunci kualitas pendidikan. Guru harus difasilitasi untuk meningkatkan kualitasnya. Keseriusan untuk up grade guru , menjadi indikator daerah serius atau tidaknya membangun. Di SMP Budi Mulia Pangururan misalnya, prestasinya menurun hanya karena salah satu guru andalanya pindah ke Siantar. Betapa dahsyatnya dampak kualitas seorang guru.
Wartawan :
Dengan pernyataan Kadisdikpora Samosir, secara akademisi apa yang lae kalkulasikan dampaknya pada Pendidikan di Samosir? Terkhusus dampak terhadap guru-guru dengan pernyataan Kadisdikpora yang demikian.
Gurman :
Guru harus mengajar dan belajar. Jika guru tidak mau belajar maka berhentilah menjadi guru. Hal itu berulangkali disampaikan tokoh pendidikan kita Maria Radjawane yang konsisten melatih guru-guru agar siswanya berprestasi. Guru adalah sumber pengetahuan dan membangun karakter anak. Jika guru tidak difasilitasi untuk meningkatkan kualitasnya maka pendidikan Samosir akan tereduksi. Anak-anak Samosir harus mampu berkompetisi dengan anak-anak kota Medan, Siantar, Toba, Jakarta, dan kota-kota lain di dunia. Anak-anak Samosir akan tertinggal jauh jika dibandingkan dengan anak-anak di kota. Anak-anak Samosir tidak akan ada yang berprestasi seperti 5 tahun terakhir yang mampu bersaing masuk sekolah unggulan dan mampu menunjukkan prestasinya di OSN tingkat nasional. Di era Jonson Gultom memang semua anjlok. Prestasi anak-anak Samosir di tahun 2021 dan tahun2022 sudah memprihatinkan karena ketidak seriusan mengurus esensi pendidikan dan teknis.
Gurman :