Jahorman adalah pemuda  Insinyur  Pertanian  dari  Perguruan Tinggi  di kota Bogor.  Lulus kuliah Jahorman diterima di perusahaan  perkebunan kelapa sawit  di pedalaman Kalimantan.  Ketika kuliah Jahorman tidak pernah pacaran karena  kuatir tidak ada biaya traktir pacar. Menurut  Jahorman kalau siap pacaran berarti siap untuk biaya traktir.  Biaya traktir membeli buku lumayan kata  Jahorman yang lugu dan hijau dalam dunia cinta itu.  Sudahlah, tak perlu pacaran,  nanti setelah bekerja  saja mencari pacar.  Tidak punya pacar itu asyik, cukup pacaran dengan buku saja.  Membaca buku pengetahuan bertambah, punya pacar isi kantong berkurang, katanya ke sahabatnya Pardomuan  yang gonta ganti pacar itu.
Jahorman berbeda dengan Domu (panggilan Pardomuan).  Domu tak bisa hidup tanpa wanita.  Ketika Domu tak suka lagi sama si Kristina,  Domu sudah mendekati  Damayanti.  Ketika pacaran dengan Kristina, Domu  sudah pedekate dengan Damayanti. Domu memperhatikan dua wanita sekaligus  jadi nama mereka  digabung  menjadi  Kristina Damayanti.  Ketika Damayanti memberikan lampu  hijau, Jahorman  langsung memutuskan Kristina.  Domu memang begitu, sebelum putus dia sudah menyiapkan yang lain. Begitu saja terus perilaku si Domu itu.
Dulu si Jahorman  sudah menasehati si Domu, loe jangan brengsek sama wanita.  Kasihan kaum wanita kau buat begitu. Nanti, kalau begitu perilakumu bisa saja loe nikah sama seseorang tapi hatimu sama yang lain. Kebiasaanmu sama perempuan itu brengsek, tau ngak lou kata Jahorman.  Kalau putus boleh, tapi kasih rentang waktu dong.  Putus sama Kristina misalnya,  mengosongkan diri dulu lah selama 3 bulan atau setahun.  Gila loe Man?, emang loe. Sehari saja gua tanpa punya pacar, sudah gelap kurasa.  Emang kayak loe, betah sama tiang tiap malam mingguan, kata Domu.
Satu hal yang paling dibenci Jahorman sama Domu adalah  senang membawa pacarnya ke dalam kamar kost. Di kamar kost yang selalu dikunci kamarnya.  Loe, ngapain  saja sih di kamar melulu sama  pacar loe. Kasihan anak orang loe. Loe harus bisa mengendalikan diri dong. Emang kami ngapain di kamar Man?. Kami mengerjakan tugas kampus, kok.  Iyah, tapi jangan kunci kamar dong.  Jika loe kunci kamar, potensi  loe macam-macam kana da Dom?.  Nanti loe tak bisa mengendalikan diri bagaimana?. Emang loe Man, kayak  nafsu kuda dari Lombok?.  Baiklah, tapi gua tak suka lihat loe dari pagi hingga malam dikamar melulu.  Tau ngak loe, harapan orang tua sama anaknya begitu besar, kalau loe rusak kan, sangat mengerikan.
Jahorman dan Domu satu tempat kost, mereka satu angkatan dan satu jurusan di kampus yang sama. Jahorman  lulus 1,5 tahun  lebih cepat dari Domu. Jahorman lulus dengan nilai yang baik dan Domua dengan nilai apa adanya saja. Domu lulus paspasan kata orang Medan.  Domu pacaran paling lama 6 bulan.  Domu sangat buruk pengendalian diri. Lain dengan  Jahorman yang  aktif di pertandingan bola, bulu tangkis dan berbagai cabang olah raga diikuti di kampusnya. Dengan kesibukan olah raga dan kegiatan kampus waktunya habis.  Ditambah lagi kegiatan music di kampus dan gereja.
Setelah Jahorman  lulus  langsung diterima bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawait di  pedalaman Kalimantan.  Tiga tahun bekerja, Jahorman memutuskan untuk membina petani di kampunya saja.  Jahorman ingin mengangkat petani di kampungnya  untuk bangkit dari kemiskinan.  Awalnya, ibu dan ayahnya menolak. Ngapain kau Jahorman di kampung? Ngak ada petani yang mau diajari. Semua petani di kampung ini  merasa sudah pintar.  Jahorman  meyakinkan ayah dan ibunya, bahwa  dia akan mampu mengajari petani dikampungnya untuk pandai membuat bibit berbagai tanaman, cara membuat pupuk organic, pola tanam yang baik, dan melatih mereka untuk menaikkan nilai tambah hasil pertanian.  Banyak sekali yang bisa kita kerjakan di kampung ini mama, papa.  Hibridisasi perikanan juga bisa.  Tumbuhan,  ternak, ikan bisa dikelola dengan baik dan satu kampung bisa sejahtera bila papa dan mama setuju akau di kampung, kata Jahorman.
Penjelasan yang meyakinkan dari  Jahorman mendapat persetujuan dari ayah dan ibunya. Jahorman memulai bekerja di ladangnya agar menarik perhatian orang di Desanya. Tidak lama sayur yang ditanam Jahorman tumbuh dengan baik. Jahorman mengembangkan  peternakan ayam di atas kolam. Pemeliharaan ayam di atas kolam ikan disebut  logyam.  Ketika ayam Jahorman makan, maka sisa-sisa pakan itu jatuh dan langsung diterkam ikan-ikan di kolam. Dengan demikian ayam dan ikan  berpadu untuk bertumbuh.
Selain  sisa-sisa pakan  ayam jatuh ke kolam yang langsung dimakan ikan,  kotoran ayam itu juga meningkatkan kesuburan air yang menimbulkan pertumbuhan plankton dengan baik. Plankton-plankton itulah yang mebuat ikan memiliki sumber makanan yang cukup.  Pengaruh pertumbuhan plankton itu  bisa beresiko. Resikonya adalah jika  tingkat kesuburan air tidak terkendali maka pertumbuhan plankton  tidak terkendali. Tidak terkendalinya  pertumbuhan plankton itu  yang disebut  blooming. Â
Blooming  itu mengakibatkan suatu ketika  plankton mati dengan jumlah yang banyak. Plankton yang mati  akan mengalami pembusukan. Pada saat pembusukan itulah plankton membutuhkan oksisgen  yang akibatnya terjadi persaingan dengan kebutuhan oksigen.  Pembusukan plankton yang mebutuhkan oksigen menang dan akibatnya kebtuhan oksigen terlaut untuk ikan habis. Itulah sebabnya, ikan di longyam mati mendadak. Hal yang sama terjadi di perikanan keramba jaring apung.  Dalam rangka menyiasati  itu, maka Jahorman  rajin mengganti air kolam secara teratur.  Mengganti sebagian air kolam agar tidak terjadi blooming.
Di tengah kesibukan  baru  Jahorman,  ada  temanya cerita tentang cantiknya  Bidan Desa (Bindes) di kampung itu.  Bindes itu sangat  disukai  para ibu di Desa itu. Bindes yang di panggil  Lisbet itu memang cantik, baik, rendah hati dan keibuan.  Diam-diam  Jahorman  suka sama Lisbet.  Semangat Jahorman untuk membina orang desa untuk bertani dengan baik membara. Jahorman tidak mau kalah dengan pengabdian Bindes yang dipuja puji masyarakat Desa. Dengan kerja keras dan semangat Jahorman  masyarakat desa itupun  memuji Jahorman.  Bindes Lisbet dan Insinyur Jahorman menjadi tokoh pujaan di kampung itu.