Sebelum Covid19 biasanya saya senang nongkrong di lapo (warung nongkrong komunitas Batak). Â Biasanya 2 kali dalam seminggu dan menghabiskan waktu sekitar 2 jam-an.Â
Di  lapo itu kita bisa ngobrol isu politik, ekonomi, sosial, keluarga dan isu makanan. Lapo merupakan pusat isu  bagi komunitas Orang Batak di perumahan kami.  Bagi saya, kegiatan paling asik di lapo adalah bermain catur. Â
Ada si Ompung  Naiborhu  yang usianya 70 an tahun yang  menjadi teman setia bermain catur. Si Ompung ambisi untuk menang luar biasa.Â
Kalau tidak main catur, iya main domino yang sering disebut bermain  gaple.  Bermain gaple itu 4 orang. Bermain secara berteman. Jadi, permainannya sangat seru. Bermain gaple sangat ampuh menghilangkan rasa penat.Â
Dua hari yang lalu si pemilik  lapo  komunikasi dengan saya melalui  pesan  WhatsApp (WA). Isi  WA itu adalah  hari Jumat memasak daging yang enak.Â
Jumat siang saya menjemput daging itu. Ketika menjemput daging pesananan itu, ternyata kawan-kawan lama ada nongkrong di lapo.  Wah, senang sekali rasanya. Karena ketemu teman lama, maka saya pun duduk dengan protokoler  kesehatan. Kami saling mengerti. Jaga jarak  pakai  masker sambil ngobrol.
Di tengah ngobrol,  salah satu kawan saya cerita pengalaman spiritualnya  ketika anaknya yang kuliah di Teknik itu kecelakaan 2 hari sebelum diberlakukan Perubahan Sosial Berskala Besar (PSBB). Â
Ketika itu anaknya kecelakaan dan rumah sakit menyatakan  harus dioperasi dan butuh dana Rp 80 juta. Operasi tidak dicover asuransi karena petugas penjaga rumah sakit menuliskan bahwa anaknya tidak pakai helm  ketika kecelakaan.  Kawan saya itu sungguh panik karena uang harus segera ada untuk dioperasi.
Mendengar berita itu, kawan saya ini berdoa dengan berlutut akan pertolongan Tuhan. Setelah bedoa secara sungguh-sungguh, telpon berbunyi untuk menceritakan  bahwa teman-temannya bekerja keras untuk mengumpulkan uang. Bagaimanalah, saya bekerja sebagai pemusik, mana saya sanggup Rp 80 juta untuk biaya operasi?
Setelah teman-teman  mengumpulkan uang sekitar 20 juta lebih, operasi pun dilaksanakan.  Operasi dilaksanakan, semua sahabat dan sanak family  mengumpulkan uang sekitar Rp 80 juta.  Saya itu sangat kaget mendengar jumlah uang itu terkumpul, katanya.