Milik siapa ini linang mata
Yang mendidih. Setelah silam hari menggelegak murka
Samudera apa yang hendak dibuat air mata
Sementara linang makin candu menghisap cerutunya?
Dan bayang siapa yang terpelanting jauh
Menimpa samudera, mencerai-berai gelombang
Menempa dadamu, menjelma palung.
Andai kau dekap saja sauh pesiar di pesisir
Yang liar berlayar di gelombang musim taufan
Dan paling pandai memangkas pendar fajar,
Membantai laut di ufuk fajar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!