johor bahru, 19/2/2017, ungkapan " kamera media terkunci pada satu titik shooting " merupakan kalimat yang sangat sesuai saya ungkapkan untuk media-media yang menyajikan berita-berita yang mengarah pada sokongan terhadap badan-badan tertentu dengan tujuan memberikan sokongan dan dukungannya lalu mengarahkan audiennya untuk menanggapi secara positive terhadap berita yang disajikan, tidak jarang juga dengan memberikan berita kekurangan dan kelemahan bahkan seperti menyerang kubu tertentu yang menjadi pesaing badan yang didukungnya,
dengan situasi media yang seperti ini menyulitkan bagi kita untuk mengakses berita yang akurat dan bisa dipercaya,
apalagi dengan adanya berita online yang seperti cendawan tumbuh di musim hujan semakin memberikan keragaman berita dengan sudut pandang masing-masing yang tentuya menyelipkan tujuan-tujuan tertentu baik tujuan yang bersifat positif dan juga tujuan-tujuan negative bagi audiennya, boleh dikatakan bahwa media sekarang dijjadikan sebagai alat perang untuk menyerang dan mempengaruhi audien dengan agenda-agenda yang sudah dirancang oleh pihak yang berkepentingan, maka tidak jarang pengaruh berita di media menjadikan pola pikir dan pola pandang audien semakin m beraneka ragam.
banyak kita lihat di media sosial perang link berita sesama pengguna medsos untuk membuktikan kebenaran berita yang diposting di medsos dan adu argument mempertahannya pengetahuannya tentang berita dengan merepost berita yang dibaca, akan tetapi audien yang sudah termakan oleh panatisme terhadap sosok pemimpin misalnya tidak akan menerima link berita yang memojokkan sosok tertentu yang diagungkan sehingga perang link berita di medsos semakin hangat dan tidak jarang berakhir dengan kalimat sumbang diantara sesama audien.
buruknya jika audien sudah terikut pada pola pandang kamera media yang sudah terkunci pada satu titik shooting yang menyajikan tentang sosok yang menjadi pujaannya akan menghina dan mencela media lain yang memburukkan pujaannya,
sebagai catatan akhir saya mengajak kepada teman-teman semua marilah kita menjadi audien yang bijak , bijak sana dan bijak sini sehingga kita tidak menjadi audien yang sempit pola pandangnya seperti pola pandang kamera-kamera berita media yang sudah terikat dan terkunci pada satu titik berita yang memiliki kepentingan tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H