Perkembangan teknologi informasi yang telah memicu globalisasi ialah salah satu diantara perubahan lingkungan eksternal yang telah membawa dampak sangat signifikan di dalam bisnis dan perilaku masyarakat saat ini. Sedemikian besar perubahan itu, sehingga diperlukan paradigma baru untuk dapat bersaing dalam lingkungan bisnis yang baru.
Tapscott dan Caston dalam “paradigmashift: the new promise of information tecnology”, mengemukakan tujuh pendorong utama terbentuknya lingkungan bisnis baru tersebut, yaitu : 1. Productivity of knowledge and service workers, 2. Quality, 3. Responsiveness, 4. Globalization, 5.Outsourcing, 6. Partnering, 7. Social and environmental responsibility. Maka berbagai upaya dilakukan dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, salah satunya tertuang pada rangkaian akhir pelaksanaan kegiatan pembinaan tenant inkubator teknologi informasi di Kota Palu, yaitu workhsop dan launching produk Inkubator Bisnis Teknologi Informasi Sulawesi Tengah (IBTI – Sulteng), Maleo Techno Center. Terdapat 3 produk tenant yang diluncurkan, yaitu Video Game Edukasi Ijhal – Misteri Lingkaran, Rumahpalu.com – Situs Web Online Jual Beli Rumah di Palu, dan Inkubator Telur Otomatis. Kegiatan diselenggarakan oleh IKM Wilayah 3 Ditjen IKM Kementrian Perindustrian, dan bekerjasama dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah. Berlangsung pada 8 November 2014, di Palu Golden Hotel. Yakub Subroto sebagai ketua kegiatan mengatakan, workshop dan launching ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan akhir dalam rangka pembinaan tenant inkubator IBTI - Sulteng, yang sebelumnya kegiatan ini diawali sejak Mei 2014, yaitu melalui magang pengelola inkubator yang bekerjasama dengan Bandung Techno Park. Kegiatan ini dihadiri oleh Mayu Swastha selaku Kasubdit Industri Produk Logam, Alat Angkut, dan Kreatif Telematika (PLAAKT), yang mewakili Direktur IKM Wilayah 3, Ditjen IKM, Kementerian Perindustrian. Dan juga menghadirkan 4 narasumber dalam diskusi panel pengembangan IBTI, diantaranya :
- Burhanuddin Andi Massae, Direktur Maleo Techno Center – IBTI Sulteng. Dengan materi “Maleo Techno Center – IBTI Sulteng”
- Andi Sabirin, Konsultan Pengembangan UMKM Bank Indonesia. Dengan Materi, “Inkubator Bisnis Bank Indonesia dan Potensi Kerjasama dengan MTC-IBTI Sulteng”
- Jangkung Raharjo, Direktur Bandung Techno Park. Dengan materi, “Permasalahan, Potensi, dan Tantangan Wirausaha Teknologi Informasi di Kota Palu”
- Iwan Iwut Tritoasmoro, General Manager Bussiness Inovation bandung Techno Park. Dengan materi, “Pengembangan dan Pengelolaan Inkubator Wirausaha”.
Selain itu peserta yang hadir berkisar 40 orang, antara lain terdiri dari dinas komunikasi dan informatika, dinas peternakan, dinas pendidikan dan kebudayaan, serta beberapa sekolah dan juga perguruan tinggi. Diskusi yang berlangsung terbilang dalam waktu yang singkat, namun pemaparan materi yang secara ringkas dari masing-masing narasumber juga cukup menjelaskan gambaran pengembangan awal bisnis teknologi informasi, khususnya di Kota Palu. Salah satunya seperti yang dijelaskan oleh Jangkung Raharjo bahwa pentingnya keberadaan inkubator bisnis teknologi di daerah-daerah diharapakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu sendiri, bukan nasional. Hal itu bisa dilihat dari negara tetangga seperti, Taiwan, Jepang dan Korea yang hampir di setiap daerah provinsi, ataupun kabupaten dan kota telah memiliki techno park atau inkubator bisnis. Demikian didirikannya IBTI sebagai perwujudan dari semangat gerakan kewirausahaan nasional untuk menumbuhkembangkan wirausaha dalam hal bisnis berbasis teknologi. Selain itu, IBTI juga menjadi jembatan layanan teknologi informasi dan komunikasi kepada IKM, sehingga IKM dapat memperluas jaringan pemasaran dan peningkatan mutu produk. Sebelumnya, ketiga tenant atau kelompok binaan yang telah meluncurkan produknya tersebut telah melewaati berbagai tahap dari hasil sosialisasi yang awalnya terdapat 48 orang pendaftar. Dan kemudian terseleksi menjadi 20 orang yang terdiri dalam 9 kelompok dengan binaan serta pelatihan hingga akhirnya hanya terdapat 3 kelompok yang tersisa dan bertahan melanjutkan kreativitas dari gagasan kelompoknya. Adanya kegiatan pembinaan inkubator teknologi informasi ini menjadi langkah awal kedepannya dalam melakukan pengembangan bisnis, khususnya yang berbasis teknologi informasi. Sehingga diharapkan masyarakat umum bisa mengenali program kegiatan ini serta produk yang dihasilkan oleh generasi muda di Kota Palu, ujar Yakub.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H