Jika yang sudah lama tinggal di Minang Kabau atau kab Solok lingkup kecil nya, sedikit banyak nya pasti mengenal atau mendengar nagari Suliek Aie. Padahal letak nya cukup jauh dari kota Padang sekitar 96 km melewati kota Solok, bahkan telah tampak danau Singkarak arah Ombilin harus naik lagi 16 km lagi ke nagari yang berada di kec.X koto diatas ini. Apa yang bisa di banggakan dari negeri yang tanah nya gersang ini ? kalau untuk bertani mungkin untuk kebutuhan warga masih mencukupi. Tetapi disamping itu hal yang lebih utama nagari Suliek Aie memiliki sebuah gunung pemersatu seluruh elemen masyarakat, yakni Gunung merah atau juga disebut Gunung Papan. Di negeri inipula berada sebuah organisasi terbesar perantauan Minang berasal, yakni dinamakan organisasi SAS (Sulit Air Sepakat) yang tersebar 83 cabang perantauan sampai ke LN. Gunung Papan yang terdapat tanah merah diatas nya dan tanah/kapur putih berada dibawah nya, sungguh yang melihat takjub akan kebesaran ALLAH swt. Segala sesuatu yang diciptakan Nya, melambangkan sebagai simbol bendera bangsa Indonesia yakni berani dan suci. Ya, Merah-Putih telah menyatukan Nusantara ini sepanjang 500okm dari barat ke timur. Ketika menuju ke Nagari Suliek Aie, akan disambut dengan hawa yang sejuk. Kadang walupun panas tapi adem. Nagari ini luas nya 80km persegi dengan segala sumber wisata, kalau di optimalkan bisa menjadi devisa yang menguntungkan. Disamping Gunung Papan juga ada rumah gadang 20 ruang konon terpanjang di Sumatera Barat. Dari pusat kota Nagari bernama Jorong Koto Gadang, akan berjalan sekitar 3 km lagi munuju kaki Gunug Papan, disana dipermudah dengan ada nya tangga yang dinamakan Jonjang 1000-walau kenyataan nya sudah ada 1200 anak tangga. Untuk menaikinya tidak perlu pakai pemandu asal hati-hati, karena anak tangga nya sudah pakai pagar tetapi ada sebagian yang belum. Sebenar nya belum pantas disebut gunung karena batas ketinggian disebut gunung adalah 1000 dpl, entah mengapa mungkin lebih heboh aja kali. Sampai diatas juga ada gua yang menghadap ke danau singkarak terlihat jelas dari atas. Waktu kunjungan lebih enak di hari sabtu dan minggu lebih ramai dari biasanya. Tiket masuk pun sekedar nya saja. Semoga dengan menikmati keragaman ciptaan Tuhan membuat kita lebih dekat lagi padanya. Amiien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H