Mohon tunggu...
Gunung Harjanto
Gunung Harjanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Semangat!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyekolahkan Anak ke Pondok Pesantren Modern

21 April 2014   20:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_320864" align="alignright" width="300" caption="sumber : dokumen pribadi, gambar sendiri"][/caption]

Saat ini tidak sedikit orang tua yang melirik pendidikan pondok pesantren sebagai tempat belajar anak-anaknya, dengan berbagai pertimbangan seperti,


  1. Tradisi keluarga,
  2. Hafal al Qur’an (utk pondok tahfidz)
  3. Menjadi tokoh agama (bisa baca kitab, ahli khutbah, dll)
  4. Orang tua pernah mondok, jadi pernah merasakan pengalaman sekolah di pondok
  5. Menyeimbangkan pendidikan umum dengan pendidikan agama
  6. Pendidikan yang bersifat 24 jam
  7. Merasa tidak mampu mengawasi anak, sehingga lebih praktis kalo anak di pondokkan
  8. Memperbaiki kenakalan anak, dengan masuk pondok pesantren di harapkan anak berubah sikap menjadi baik
  9. Tertarik dengan pembinaan bahasa di pondok pesantren
  10. Mengajarkan kemandirian bagi anak.

Hal hal yang perlu di perhatikan dalam menyekolahkan pendidikan di pondok pesantren dari segi pondok pesantren


  1. Meneliti pondok pesantren dari segi perijinan, metode pembelajaran, maupun pola pemikiran pondok/ kyai tersebut (jika pondok pesantren kurang terkenal)
  2. Meneliti bagaimana system dan pola pengajaran pondok tersebut, ada baiknya bisa bertanya kepada wali santri dan lebih baik lagi bertanya langsung kepada santri/alumi pondok dimaksud bagaimana pertimbangannya.
  3. Melihat fasilitas, metode dan juga sistem syahriah pondok tersebut guna tolak ukur kekuatan dalam pembiayaan (karena selain uang spp juga uang makan dan lain2 sehingga syahriah pondok pesantren tidaklah murah. Pengecualian pondok pondok tertentu).

Dari segi anak yang mau di pondokkan


  1. Sebaiknya anak juga bersemangat/minimal tidak ada penolakan dari calon santri, karena jika calon santri terpaksa mondok maka kemungkinan hal yang akan terjadi adalah a. anak terpaksa mondok sehingga anak kecewa dan tidak tekun dalam belajar, atau bahkan anak menjadi lebih nakal karena selama di pondok dia bebas melakukan apa yang dia suka
  2. Jangan memondokkan anak karena anak tersebut nakal di rumah, karena jika di pondok dia menemukan komunitas sejenis yaitu di pondokkan karena kenakalannya akan menjadi geng anak nakal di pondok pesantren, dan jika lulus akan menjadi anak yang lebih susah di arahkan.
  3. Untuk anak yang lemah atau mempunyai sejarah sakit/rawan secara fisik, sebaiknya sekolah di dekat rumah saja dengan pertimbangan menjauhkan anak dari bully santri yang lain juga lemahnya antisipasi pondok dalam kesehatan karena banyak nya santri.
  4. Berilah semangat anak dan jangan teralalu di tuntut langsung canggih dalam pemahaman agama ketika anak tersebut liburan, apalagi jika basic sekolah sebelumnya adalah sekolah umum.
  5. Melakukan komunikasi berkala dengan anak dan juga wali santri/wali kelas untuk memantau perkembangan anak dan bisa mengantisipasi kebutuhan kasih sayang/kebutuhan sehari-hari santri

Begitulah pandangan saya, segi positif lulusan pondok pesantren adalah : 1) bagaimana dia terpacu supaya bisa pulang dengan ilmu yang memadai karena akan malu jika lulusan pondok pesantren tapi plonga plongo tentang ilmu agama. 2)  adanya persaudaraan yang kuat selepas lulus dari pondok yang biasanya banyak bermanfaat utk bekal hidup, misal : koneksi bisnis, koneksi kerja, dan lain-lain yang tidak di dapatkan di sekolah yang non asrama. 3) mempunyai mental yang bagus dalam mengarungi kehidupan, mempunyai sifat setia kawan yang baik dan bukan type penghianat (umumnya) karena di pondok akan di kucilkan jika dia mengadukan kejelekan temannya J. Ada banyak manfaat yang di dapat tapi beberapa yang bisa saya sampaikan ini dulu. Kalo dampak negatifnya ada juga karena memang tak ada yang sempurna dalam metode pendidikan di Indonesia, dan juga pasti sudah banyak yang menulis miring tentang pondok pesantren.

[caption id="attachment_316478" align="alignright" width="300" caption="sumber : dokumen pribadi"]

13953834141924783950
13953834141924783950
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun