Si Pandir di Kota Besar
Ada berbagai macam keterjagaan, namun hanya satu  yang benar. Manusia tertidur tapi ia harus terjaga (dari kantuknya),  ia harus bangun dengan cara yang baik. Berikut ini sebuah cerita tentang seorang pandir yang keterjagaannya tidak patut.
Suatu hari, seorang pandir yang naik kereta karavan tiba di sebuah kota besar dan terjebak dalam keramaian jalanan. Karena merasa takut, ia memutuskan untuk tidur, tidak mau lagi mendapati dirinya berada di antara kehirukpikukan semacam itu yang membuatnya merasa tertekan. Sebelum tidur ia mengikatkan sebuah pita di kakinya sebagai tanda pengenal.
Seorang lelaki nakal iseng yang memahami maksud dari apa yang dilakukan si pandir, menunggu hingga ia tertidur untuk kemudian melepaskan pita itu dan mengikatkannya di kakinya sendiri. Kemudian si jahil sendiri lalu tidur di lantai karavan yang sama.
Si pandir bangun terlebih dahulu, melihat pita itu, lalu berpikir, "Mungkin orang itu adalah aku", Â lalu ia menghambur ke arahnya sambil berteriak , " Jika kamu adalah aku, lalu aku ini siapa?
==
catatan; jaman dahulu; di negeri si empunya cerita, kereta karavan disewa orang-orang yang mungkin tidak saling mengenal untuk bepergian ke tempat jauh, seperti bis antar pulau/provinsi jaman sekarang.
disadur G. Suyasa dari buku  Tales of the Dervishes 1st editon
Idries Shah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H