Maafkan keliruku yang masih berdebat dengan rasa sampai hari ini. Rasa yang semestinya dan sudah seharusnya kulempar jauh ke suatu tempat. Tempat di mana aku dan kau tak mampu lagi untuk mengenang pertemuan-pertemuan kita sebelumnya.
Terlalu banyak janji yang telah terucap dan belum tertagih. Di taman yang masih berdiri itu, di bangku yang masih bersandar ini, atau udara sore yang masih mengingat bau tubuhmu.Â
Lalu, mestikah kepergianmu menjadi alasan ketidakmampuanku beranjak dari bangku pada taman sore ini, ataukah kusalahkan rindu saja, yang selalu datang saat waktu tak lagi memihak. Entahlah...
Yang kutau, kita pernah ada di sini. Merangkai kata demi kata menjadi kalimat yang isinya hanya tentang cinta.Â
Yang kuingat, kita juga pernah hadir di sini. Saling mengumbar keegoan yang melahirkan percikan-percikan emosi dan menjebak.
Kemudian, kita saling memahami tentang sesuatu. Perihal sebuah hubungan yang tak bisa lagi kita rawat dan pertahankan.
Â
Sinjai, 7 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H