Aku mengenalmu lewat buku-buku dalam kepalaku. Berdiri gagah di atas panggung. Membakar ketakutan dan ketidakberdayaan rakyatmu, agar mereka percaya pada dirinya sendiri.
Demi sebuah cita-cita luhur, yang kau namakan kemerdekaan. Kau mengorbankan apa saja. Tapi tidak rasamu, apa yang kau sebut nasionalisme.
Setahuku, kau salah satu orator yang pernah dimiliki negara ini. Seorang pemikir dengan konsep kebangsaan yang tak lekang oleh zaman.Â
Tapi jangan, sekali-kali jangan kau dijauhkan dengan rakyatmu. Sebuah perlakuan yang paling kau takuti semasa hidupmu. Sebab menurutmu, kekuatanmu ada pada kekuatan rakyatmu.
Maafkan kami yang hanya mengenangmu. Pada Proklamasi, bukti kuatmu untuk mandiri. Pada monas, tempatmu memperkenalkan bangsamu. Pada patung selamat datang, caramu sampaikan keramahan.Â
Bung, istrahatlah dengan tenang di sana. Kalaupun hari ini, belum seperti inginmu waktu itu. Maafkanlah, sebab mungkin kecintaan kami belum sebesar rasa cintamu.
Mengenang hari lahir Bung Karno, 6 Juni 1901.
Sinjai, 6 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H