Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pada Gerimis yang Memintas Satu-satu, Sisa Hujan Sore Tadi

17 Mei 2020   00:16 Diperbarui: 17 Mei 2020   00:41 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : hot.detik.com

Bocah-bocah di kolong jembatan. Menggamit sepi menyandera bulan. Diraihnya gerimis yang memintas satu-satu, sisa hujan sore tadi. Lalu dijatuhkannya di sudut hatinya yang pengap, pada sesak yang selalu sepihak.

Sambil berebutan polusi knalpot kendaraan yang lalu lalang tiada henti. Diajaknya malam mengelus perutnya yang sejak kemarin belum bertemu nasi. Ada lapar di situ.

Tapi, siapa yang perduli ?. Bukankah kepedulian hanya buat mereka yang namanya ditulis mengantri pada lembaran-lembaran kertas yang kadang bohong.

Bocah-bocah saling menatap diam. Matanya berembun. Pada hatinya yang basah dia merintih, "Ibu, seandainya bisa memilih, aku juga tak ingin lahir seperti ini"

Tapi, siapa yang perduli ?

Pada gerimis yang memintas satu-satu, sisa hujan sore tadi, dia berbisik.

Sinjai, 16 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun