Bocah-bocah di kolong jembatan. Menggamit sepi menyandera bulan. Diraihnya gerimis yang memintas satu-satu, sisa hujan sore tadi. Lalu dijatuhkannya di sudut hatinya yang pengap, pada sesak yang selalu sepihak.
Sambil berebutan polusi knalpot kendaraan yang lalu lalang tiada henti. Diajaknya malam mengelus perutnya yang sejak kemarin belum bertemu nasi. Ada lapar di situ.
Tapi, siapa yang perduli ?. Bukankah kepedulian hanya buat mereka yang namanya ditulis mengantri pada lembaran-lembaran kertas yang kadang bohong.
Bocah-bocah saling menatap diam. Matanya berembun. Pada hatinya yang basah dia merintih, "Ibu, seandainya bisa memilih, aku juga tak ingin lahir seperti ini"
Tapi, siapa yang perduli ?
Pada gerimis yang memintas satu-satu, sisa hujan sore tadi, dia berbisik.
Sinjai, 16 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H