Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untuk Apa Menikmati Senyum di Matamu?

5 Mei 2020   22:37 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masihkah ada bahagia merawat tanya di keningmu?

Andaikan, titik dan embun hanyalah catatan pagi yang jatuh melunglai tanpa arti, ataukah rinai dan hujan tak lebih dari sekedar coretan senja yang melintas tanpa makna.

Lantas, untuk apa air dan mata terus bertemu di ujung muara? Kalau akhirnya, penyesalan telah menggali kuburannya dan kanal kecewa telah kehilangan jejak penawarnya. 

Meskipun kutahu, ia adalah endapan rasa yang terurai menetes satu persatu dari hatiku. Dan isaknya adalah cara menetralkan sedih juga perih di dadaku. 

Lalu, untuk apa menikmati senyum di matamu? Kalau ia hanyalah pelarian sesakmu.

Kuterima ia, setabah yang kupunya dan sekuat yang kumampu. Biarlah batu dan nisan berdiri merapikan namaku. Mungkin dengan itu, titik dan embun bukan lagi catatan pagi, serta rinai dan hujan tak sekedar coretan senja.

Sinjai, 5 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun