Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tanpa Judul

24 April 2020   23:03 Diperbarui: 24 April 2020   23:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit yang termenung di tepi senja. Entah memikirkan apa dan siapa. Mungkin belum menemukan judul buat cerita yang telah dirangkainya siang tadi, ataukah menunggu malam untuk mengakhiri kisahnya. 

Pada kalimat yang terpenggal tanpa judul itu, langit menitipkan pena pada kesunyian. Tak biasanya seperti ini,  tanpa suara yang menggaduh, tak jua kehebohan yang kadang bising.

Kantor, pasar, swalayang, sekolah, kini tak lebih dari sekedar tumpukan batu bata bercampur debu. Barangkali telah dilupakan oleh pemiliknya, ataukah mungkin tak diperlukan lagi saat ini.

Pada bait terakhir yang tertunda tanpa penutup itu, langit sibuk menunggu malam. Ia ingin menyampaikan sesuatu, tentang kerinduannya pada manusia.

Sinjai, 24 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun