Siang itu, laki-laki kurus yang tak lagi muda, berdiri di balik pohon Angsana, di ujung jalan dekat persimpangan. Ditatapinya rindu yang lagi asik bencengkrama dengan belukar.Â
Lalu, dipungutnya helai daun gugur yang baru kemarin menutup mata. Dipandanginya cinta di situ, ikhlas terlepas dari tangkai demi sebuah pergantian.
Dan di sebelah belukar di bawah pohon Angsana tempatnya berdiri, segerombolan semut sibuk mengatur barisan siap menyeberang jalan. Yang terbesar mulai melangkah laksana pemimpin, saling menjaga tetap beriring sampai ke tepi. Dilihatnya kehangatan tanpa pamrih di situ.
Haruskah kedengkian meracuni belukar? Mungkin daun gugur tanpa penghargaan, ataukah kekacauan menerpa kerumunan semut?
Entahlah, Laki-laki kurus yang tak lagi muda itu, masih tetap berdiri di balik pohon Angsana di sebelah belukar. Mungkin sebentar lagi ia pulang, mungkin pula menunggu, hingga malam menjemputnya untuk kembali.Â
Sinjai, 23 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H