Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisimu

3 Mei 2019   10:44 Diperbarui: 3 Mei 2019   10:50 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada puisimu yang ringkas ini, aku hadir disitu. Menjumpai dan mengenalmu pada rangkaian aksara luka. Lalu kutanyakan tentang arti dedaunan yang jatuh menjuntai dari dahannya tanpa makna. Adakah laramu mengalahkan itu?

Pada diksi puisimu yang lain aku bertamu. Mengeja satu persatu makna baitmu. Tak ada alasan untukku kau berikan, tentang sepimu pada malam, pada gelap dan larut, selain bencimu pada keramaian. Lalu apa makna bintang dan rembulan untukmu?

Mungkin tak bijak selalu sembunyikan rupa, pada resah dan air mata. Bukankah cinta lahir tak mesti memiliki? 

Andaikan puisimu tak kau ringkas, tak mungkin dedaunan jatuh menjuntai tanpa makna.

Sinjai, 3 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun